Sabtu, 17 Agustus 2013

Dream in Love -RiFy-


Pria itu duduk di ayunan kecil disebuah taman.Kakinya bergerak mengayunkan ayunan itu pelan.Sudah setengah jam ia berada ditempat itu,anak-anak yang sempat bermain  ditaman itu pun sudah kembali ke rumah mereka.Membuat keadaan taman ini sepi .Beberapa orang berjalan diluar pagar taman tersebut,sedikit menengok melihat pria yang tengah duduk sendirian di ayunan tersebut dan memilih untuk tidak pesuli.Toh,mereka tidak kenal pria itu,siapa yang tau jika ternyata pria tersebut mempunyai sakit jiwa.Gila.
Pria itu berhenti mengayunkan kakinya.Ia mendongakkan kepalanya ke atas,sekilas melihat langit senja lalu tertunduk kembali melihat tanah.
  “Kalau kamu ada disini,aku janji akan buat kamu bahagia seperti apa yang kamu mau,Fy”Pria itu berbicara sendiri.Mengingat seseorang yang kini meninggalkan dia.Atau lebih tepatnya meninggalkanya setelah ia meninggalkan seseorang itu terlebih dahulu.

**Flashback**

Seorang anak perempuan sedang asik bermain dengan boneka barbie-nya.Senyum lebar menghiasi wajah cantiknya.Rambut lurus sebahunya berkibar tertiup angin.Ia sedang berada di sebuah taman bersama temannya.
Di sisi yang lain,anak laki-laki sedang bermain bola dengan teman-temannya.Kaosnya sedikit basah karena keringat yang keluar dari ditubuhnya,
  “Kejal bolanya,kejal bolanya!Ayo kejaaaal!”Ucap anak laki-laki itu cedal.Anak itu mengomando teman-temannya supaya mengejar bola plastik yang sedang mereka mainkan.
Anak laki-laki itu sedang menjadi seorang kiper,walaupun badannya tak besar dan tak tinggi tapi dia selalu menjadi kiper yang bagus untuk kelompoknya.Ia sigap menangkap bola yang akan membobol gawangnya.
Namun sayang tim lawan lebih beruntung,bola itu kini sudah ada di kaki lawan dan siap menendang ke arah gawang.Anak laki-laki itu memasang kuda-kuda siap menangkap bola yang kapan saja bisa masuk ke gawangnya.
  “GOOLLL!!!”Teriak anak yang menendang bola ketika bola yang ia tendang gagal ditangkap sang kiper.Bola itu masih melayang melewati gawang yang memang tidak diberi jaring-jaring.
BUGG!Bola itu melayang dan berhenti setelah mengenai wajah anak perempuan yang sedang bermain boneka.
  “Eh,kena orang tuh!”Seorang anak laki-laki yang ikut bermain bola menunjuk ke anak perempuan itu.
  “Eh..kabur ayo kabur!”
  “Ayo..ayo nanti dia nangis”
  “Ayoo”
Anak laki-laki dari kelompok yang menendang pun lari meninggalkan taman itu.Tersisa lima orang anak laki-laki dari kelompok lainnya.
  “Ify..”Seorang anak perempuan berpipi chuby memanggil pelan temannya yang terkena bola.
Anak itu tidak menyahut,masih diam sambil memegangi pipi kirinya yang terkena bola.Air sedikit menggenang dimatanya,Giginya menggigit bibir bawahnya.
  “Via..panas”Ucap gadis yang dipanggil Ify tadi dengan pandangan kosong.
Via yang duduk disamping Ify langsung memeluk temannya itu,mencoba memberikan rasa aman dan nyaman pada Ify.
Ify menangis dalam dekapan Via.Ya,anak itu bernama Ify,Amira Saufika lengkapnya.Sedangkan anak yang memeluknya adalah Sivia,tetangganya.
  “Ha..halo” Sapa anak laki-laki disamping mereka,si kiper.
Via menengok menatap anak laki-laki dengan kaos yang lusuh dan basah,serta rambut acak-acakkan.Sivia menyimpulkan bahwa anak ini yang membuat temannya menangis.
  “Dia nangis?”Tanya si kiper datar dengan tampang polos ala anak kecil.
Via masih mengamati anak didepannya itu,Ify melepas dekapan Sivia ikut menatap anak laki-laki itu.Ify tidak kenal dengan orang itu,tapi ia tau bahwa anak laki-laki itu sering bermain bola di taman ini.
  “Kam..kamu..kamu,bukan kamu kan yang kenain aku bola?”Ify bertanya dengan sesengukan.Ify yakin bukan anak ini,karena iya juga sering memperhatikan anak laki-laki bermain bola dan anak ini selalu menjadi kiper.
Anak laki-laki itu menggeleng cepat, “Bukan,bukan aku kok.Benelan”Ucapnya, “Maap ya,tadi..tadi olangnya udah pelgi”Ucap anak itu menjelaskan.
  “Gakpapa,besok lagi hati-hati ya.Ini sakit”Ucap Ify sambil mengusap pipinya yang basah.
  “Namamu sapa?”Via ikut berbicara.
Anak itu menatap sivia, “Aku Lio”Jawab anak itu.
  “Lio?”Tanya sivia
Anak itu menggeleng, “Lio”Ucapnya lagi
  “Lio?”Ify ikut bertanya.
Anak itu menggeleng lagi, “Lio”
  “Rio.Namanya Rio.ini temen aku,kalok aku Alvin”Seorang laki-laki berkulit putih dan bermata sipit merangkul Rio dari belakang.
  “Oh..Rio”Ify menganguk-anggukan kepalanya tanda mengerti.
  “Aku Ify,ini temenku namanya Via.Kalok mereka sapa?”Ify memperkenalkan diri dan menunjuk anak yang masih berdiri di tempat mereka tadi bermain bola.
Alvin menengok, “Oh itu.Itu juga temen aku sama Rio.Yang pakai kaos hijau itu Ozy,kalok yang merah itu namanya Lintar,kalok yang lagi sama Lintar itu namanya Debo.mereka sepupuan”Jelas Alvin.
Ify kembali mengangguk, “Yaudah kalian main lagi aja,aku gakpapa kok.” Ucap Ify lalu tersenyum ke arah Rio dan Alvin.
  “Kamu gak bilang mama-mu kan?”Tanya Rio khawatir.Takut apabila Ify mengadu lalu besok ia akan dimarahi Mama Ify.
Kini Ify menggeleng, “Enggak kok.Nanti kalok aku bilang,pasti aku juga gak boleh main disini lagi”Jawab Ify membuat Rio tenang.
Rio kembali ke tempatnya bermain bola.Kini Alvin,Ozy,Lintar dan Debo bergantian menendang bola ke arah Rio.Karena lawan mereka sudah tidak ada dan mana mungkin mereka bermain dengan jumlah pemain yang amat sedikit.

--

10tahun kemudian..
Seorang gadis tengah berlari dikoridor sekolah,angin menerpa rambutnya hingga membuatnya sedikit acak-acakan.Gadis tidak peduli dengan keadaannya saat ini,ia hanya ingin bertemu dengan sahabatnya dikelas,
  “Via!!”Teriak gadis itu dari pintu setelah sampai dikelasnya.Sontak orang yang dipanggil Via itu mendongakkan kepalanya kaget.
  “Vi..vi..kamu harus tau sesuatu!”Gadis itu terlihat antusias dengan apa yang akan ia ceritakan.Terdapat keringat dijidatnya hasil larinya dari gerbang hingga kelasnya dilantai tiga.
  “Apaan sih,Fy?”Gadis yang dipanggil Via menjawab dengan datar,masih asik dengan ponselnya.
Ya,gadis itu Ify.Kini Ify dan Sivia satu kelas di SMA Nusantara dan sudah menjadi anak kelas tiga.Ify mengatur nafasnya sebelum bercerita pada Sivia.Ia meraup mukanya lalu mengatupkan tangannya didepan bibir sambil tertawa geli,
  “Tebak dong..biar keliatan gimana gitu”Ucap Ify.
  “Rio?”Tanya Via datar.Ia mulai bosan dengan cerita Ify tentang Rio.Sepuluh tahun sudah Sivia mengenal Rio dan lima tahun sudah ia tahu sebenarnya Ify menyukai Rio.Dan dia juga tau sebenarnya Rio juga menaruh hati pada Ify,ia tahu dari Alvin.
  “Iya..Kamu tau gak,Via...”Ify menghentikan ucapannya,membuat Sivia menengok kearahnya dan menaikkan satu alisnya.
  “Aku jadian sama Rio!Semalem dia kerumah dan nembak aku dan aku langsung terima dia.AAAAA...aku seneng banget Via!!”Ucap Ify lalu mendekap Via dan menggoyang-goyangkan tubuh Via yang berada dalam dekapannya.
Via merasa sesak karena pelukan Ify dan berusaha menjauhkan dirinya dari tubuh Ify.Ia tahu hal ini akan terjadi.Ya,saat dimana Rio-Ify bersatu.
  “Ah,Fy kamu pengen bunuh aku ya..”Protes Via setelah lepas dari dekapan Ify.
  “Selamat ya,akhirnya sahabatku gak jomblo lagi.Ciyee..bisa malem mingguan.”Goda Via sambil mencolek dagu tirus Ify.
Ify tertawa, “Kan kita juga sering malming sama Alvin-Rio.Kamu jadian aja sama Rio sapa tau kita bisa double date”Cerocos Ify.
Via menoyor kepala Ify, “Ogah..mau jadi apa aku sama alvin kalok jadi satu.Bisa adu mulut terus tiap hari”Ucap Via sambil membayangkan jika ia pacaran dengan Alvin.
  “Hii..”Via bergidik ngeri.

--

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba.Dengan kemeja berwarna putih dan celana jeans,Rio mengemudikan ke salah satu kampus yang cukup terkenal di kota itu.Ia akan melihat hasil tes beasiswanya keluar negeri dan berharap ia termasuk orang yang beruntung untuk mendapatkan beasiswa itu.
  Lo dimana?’Rio tampak menghubungi seseorang setelah sampai di kampusnya.
  Gue di kantin sama Via sama Ify.Lo kesini buruan’Sahut seseorang di seberang telepon.Rio lalu mematikan telepon dan berjalan ke kantin.
Rio tampak mencari-cari tiga sosok yang ia kenal.Pandangannya tertuju pada seorang cowok yang sedang melambaikan tangan kearahnya.Keadaan kantin memang agak ramai,mungkin mereka juga sedang menunggu hasil beasiswa seperti Rio.
  “Sori lama.Gak tenang pikiran gue”Rio menarik kursi disamping Ify,lalu mengelus rambut Ify pelan.
Sivia menyeruput jus mangga nya, “Ah lebay kamu,Yo.”Sahut Sivia
Ify menyikut Sivia tak terima sahabatnya mengejek pacarnya.Rio lalu menjulurkan lidahnya ke sivia merasa menang.
  “Pengumumannya jam berapa?”Tanya Ify pada Rio.
Rio melihat ke jam tangannya, “Mungkin bentar lagi.Jam sebelas katanya”
  “Ohh..”
  “Pokoknya kalok lo lolos gue bakal minta makan besar”Ucap Alvin.
Rio menoleh sekilas ke arah sahabatnya itu, “Susah tapi.Liat aja beberapa orang disini itu anak-anak yang juga ikut tes beasiswa kemaren.” Rio tampak tak percaya diri.
  “Ah tapi gue mah yakin lo bakal lolos,otak lo tu encer meen..”Alvin nampak memberi semangat pada sahabatnya.
Beberapa menit kemudian terdengar suara gaduh,beberapa anak yang berada dikantin berlari menuju ke tempat gaduh itu.
  “Kenapa ya?”Ify tampak heran dengan kegaduhan itu.
Rio berdiri malas, “Kayaknya udah ditempel hasilnya.Biar aku aja yang liat,kalian disini aja ya,biar surprise”Ucap Rio santai lalu meninggalkan sahabatnya dan kekasihnya.
Rio berjalan santai menuju papan pengumuman,ia semakin malas mendekati tempat itu,lebih tepanya ragu.Tempat itu terlihat ramai ditambah terkadang ada orang muncul dari gerombolan itu dengan wajah kecewa.Kini Rio sudah berada satu meter dari tempat itu,dia lebih memilih menunggu sepi dan menyenderkan tubuhnya ke dinding daripada harus menyempil diantara kerumunan itu.
Satu persatu orang pergi,ada wajah gembira ada wajah kecewa,ada tangisan ada tertawaan.Semua muncul akibat lembaran yang ditempel dipupun pengumuman.Tinggal beberapa orang berada ditempat itu,Rio berjalan dan melihat lembaran kertas putih besar itu.
  “Mario Aditya..Mario Aditya”Rio bergumam sambil menempelkan telunjuknya mencari namanya dikertas itu.
  “Ini!”Rio berseru.Lalu ia pejamkan matanya sebelum menggeser jarinya ke kolom keterangan, “Tuhan berikan yang terbaik untukku”Rio berdoa didalam hati sambil menggeser jarinya.Ia membuka mata dan mendapatkan tulisan ‘LOLOS’ di kolom keterangan.
Rio membelalakan matanya.Ia mengulangi menggeser kekolam namanya dan menggeser ke kolom keterangan.Ia tak mau hanya salah lihat, “Gue lolos?”Rio bertanya pada dirinya sendiri.Lalu berlari menuju kantin kembali.
  “Lolos!Ify..aku lolos!”Ucap Rio dari seberang kantin.Membuat Ify menengok kearah Rio,Rio berlari menghampiri Ify,Via dan Alvin.
  “Gue lolos!!!”Teriak Rio sambil memeluk Ify,Via dan Alvin.Membuat mereka terhimpit dalam dekapan Rio.Rio lalu melepaskan mereka.
  “Tuhkan apa gue bilang!”Alvin terlihat senang mendapat kabar tersebut lalu merangkul pundak sahabatnya.
Ify tersenyum bangga pada kekasihnya itu, “Selamat ya..”Ucap Ify dengan senyuman yang manis.Membuat Rio semakin bangga akan dirinya.
  “Selamat,Yo.Lo emang pantes dapet beasiswa itu..Kerenlah!”Ucap Via tak kalah antusias.

--

Karena setiap pertemuan pasti ada perpisahan.Mungkin kata itu tepat untuk menggambarkan dua insan yang sedak meraup manisnya cinta.Rio dan Ify sedang berada ditaman masa kecilnya.Taman yang membuat mereka bertemu 13tahun yang lalu.Mereka duduk diayunan taman tersebut.
  “Jadi?”Ify bertanya tanpa menatap Rio,kekasihnya.
Rio menghembuskan nafas berat,ia tak tau harus menjelaskan seperti apalagi pada Ify.Sudah berkali-kali Rio menjelaskan tanpa menyimpulkan apa yang ia inginkan dan sebaliknya Rio menunggu Ify yang menyimpulkan.
  “Aku gak mau mengecewakan kamu,Fy”Ucap Rio menoleh kearah Ify.
Ify masih memilih untuk menundukkan kepalanya.Sejujurnya setiap Rio mengajaknya berbicara tentang hal ini,saat itu dada Ify terasa sesak.Perutnya terasa melilit seperti ada yang menggelitik didalamnya.
  “Kamu enggak mengecewakan aku,Yo”
  “Tapi..”
  “Apa?”Ify tampak santai menanggapi ucapan Rio,mencoba mengesampingkan rasa takutnya.
Rio membasahi bibirnya yang kering, “Jujur aku gak mau ninggalin kamu,Fy.Tapi bagi aku beasiswa itu juga penting.”Rio mengulangi ucapannya seperti yang sudah-sudah.
Semenjak Rio mendapatkan beasiswa keluar negeri,hubungan mereka berdua menjadi sedikit kacau.Berulang kali Rio mengajak Ify pergi untuk makan siang atau makan  malam dan berharap dapat membuat Ify mengerti tentang keinginannya dibidang pendidikan.
  “Tapi?”Ify masih enggan menatap sosok Rio.
Rio memejamkan matanya sebentar lalu menuruskan ucapannya, “Aku pengen..”
  “Pengen kita putus?”Ify menoleh kearah Rio.Rio membalalakkan matanya tak percaya bahwa Ify dapat mengatakan hal seperti itu.Sejujurnya bukan itu yang ingin diucapkan Rio.
Rio menggeleng cepat, “Enggak.Aku pengen..pengen kamu ikut aku keluar negeri.Kita kuliah disana bareng”
Ucapan Rio membuat Ify tertawa pelan tapi dingin, “Enggak mungkin lah,Yo.Kita beda jurusan sekalipun aku pindah belom tentu kampus kamu disana bakal terima aku.Dan kalaupun aku pindah,aku pindah dan menjadi mahasiswi disan sedangkan kamu?Kamu itu sejenis dikontrak dan berapa tahun kemudian kamu bakal balik lagi ke Indonesia”Ucap Ify.
  “Ya aku bakal lanjutin kuliah disitu juga setelah beasiswaku habis dan kita bakal kuliah disana sampek nantinya kita lulus sarjana”Rio menyahut.
  “Fy,aku gak bisa milih antara kamu sama beasiswa itu”Lanjut Rio lirih.
Ify tersenyum miring, “Kenapa kamu gak putusin hubungan kita aja?Putusin aku biar kamu bisa pergi ngejar cita-citamu”Ucap Ify.Jujur Ify tak tau darimana dia punya nyali buat mengucapkan hal itu.
  “Gak!Gak akan!”Tegas Rio.Ia tak percaya Ify bisa memintanya untuk memutuskan hubungan mereka, “Kalok kamu mau aku gak bakal ambil beasiswa itu.Aku bakal kuliah disini bareng sama kamu,Via dan Alvin.”Lanjut Rio
Ify terdiam.
  “Aku gak mau hubungan kita berhenti Cuma karena setelah itu kita bakal ngalamin hubungan jarak jauh,Fy.Kita udah tiga tahun,Fy.Aku mohon jangan bikin ini berakhir sia-sia”Suara Rio melemah.
Ify tersenyum getir, “Sia-sia?Yo,ini pendidikan kamu.Aku gak mau kamu nganggep sepele pendidikan.”Ucap Ify
  “Putus bukan akhir dari segalanya,Yo.Kalau memang kita jodoh kita bakal dipertemukan lagi..”
Rio menggeleng, “Enggak,Fy.Enggak..aku gak mau kita putus.Kamu kenapa sih?Kamu udah nemuin cowok lain?”Rio berjongkok didepan Ify sambil memegang tangan Ify.
Ify tercengang mendengar ucapan Rio,bagaimana bisa ia menemukan pria lain sedangkan pria didepannya yang sudah tiga tahun bersamanya selalu ada dan membuat ia nyaman dan aman.
  “Jawab,Fy.”Rio mendesak.
Ify balik menggenggam tangan Rio, “Enggak.Aku Cuma gak mau kamu sia-sia-in kesempatan ini.Sia-sia-in beasiswa kamu yang udah kamu pengenin.Aku gak mau jadi dinding anatara kamu sama pendidikan kamu,Yo.Tolong ngerti”Ucap Ify memandang Rio.Sinar matanya menembus ke dalam mata Rio,ada rasa tak rela sejujurnya di mata Ify apabila Rio memang akan pergi.
  “Jadi kamu mau kita putus?”Suara Rio meninggi.
Ify kaget,pria ini tampak marah.Terlihat dari tatapan tajamnya.Rio berdiri menatap Ify dalam.Ia tahu ini bukan  yang ia inginkan dan mungkin ini juga tak diinginkan Ify,
  “Oke..Kita putus!”Ucap Rio tegas.
Ify terdiam.Rasa sesak menyelimuti dirinya,matanya panas terasa ingin mengeluarkan air mata,dia ingin menampar Rio.Tapi disisi lain ia sadar bahwa ini keinginannya.Ia ingin putus,ingin agar Rio mau mengambil beasiswa itu tanpa memberatkan rasanya pada Ify.
  “Itukan yang kamu mau?Kenapa diem?”Rio bertanya dengan nada tinggi.
Ify berdiri, “Iya,ini yang aku mau.Dan mulai sekarang aku harap kamu gak usah hubungin aku lagi”Ucap Ify lalu pergi dari hadapan Rio.
  “Aku gak akan cari kamu,Fy.Aku bakal pergi dari sini!”Teriak Rio.
Tak satupun dari mereka yang jujur.Mereka berdua telah bohong dengan perasaan mereka masing-masing.Ify melewati gerbang taman tersebut,ia ingin membalikkan tubuh dan berlari kearah Rio dan meminta maaf atas permintaan bodohnya tapi ia tak bisa.Ia tak mau Rio berada di Indonesia,meneruskan kuliah tanpa mengambil beasiswa tersbut.Ify sadar ia tidak oleh egois,walaupun sejujurnya permintaannya ke Rio itu egois. Rio juga,ia ingin mengejar Ify,mengejar kekasihnya yang telah ia putuskan beberapa detik yang lalu.Mungkin menuruti permintaan Ify ada kesalahan terbesar buat dia,tapi Rio juga bingung pendidikan juga penting bagi dia.

 *Flashback end*
 
  “Rio?”
Membuat pria itu tersadar dari lamunannya,Didapatinya seorang  gadis mengenakan dress putih dan bando senada dengan dress yang ia kenakan sedang berdiri didepannya.Iya pria itu adalah Rio.Pria yang sedari tadi duduk sendirian ditaman itu.
  “kam..kamu?..”Rio tak dapat mengucapkan kata-katanya.Lidahnya terasa kelu melihat sosok berparas cantik di depannya itu.
  “Tuhan apa Engkau menjawab doa hamba?”Rio bertanya didalam hati.
Gadis itu terlihat bingu,ia sendiri takut jika orang dihadapannya bukan orang yang ia maksud, “Iya aku Rio.kamu Ify?”Rio bertanya pada gadis itu.Mana mungkin ia bisa lupa dengan wajah Ify,gadis yang ia putuskan dua tahun lalu.
Gadis itu menganggukan kepalanya, “Kamu udah pulang?”Gadis itu duduk diayunan sebelah Rio dan bertanya sedikit canggung.
  “Udah..”Sahut Rio sekenanya.Ia masih belum yakin bahwa gadis disampingya intu adalah Ify.
  “Kamu kok bisa kesini,Fy?”Tanya Rio.Ia tak tahu harus bertanya atau berkata apa,yang ia ingin adalah melepas rindu dengan Ify.Rindu yang ia tahan sejak seminggu sebelum keberangkatannya keluar negeri.
Ify tersenyum miring, “Aku selalu kesini setiap tanggal ini”Ucap Ify.Matanya nanar raut mukanya terlihat sedih.
  “Emang kenapa?”Rio bertanya pada Ify.Aneh saja kenapa Ify selalu kesini setiap tanggal-Rio melihat ke jam tangannya dan menunjukkan angka 24-pikirannya jatuh ke suatu kejadian di tanggal ini dua tahun yang lalu.
  “Fy..?”Rio memanggil Ify pelan.
Ify masih terdiam.Sepertinya Ify tahu kalau Rio sudah menyadari kedatangannya setiap tanggal 24 untuk apa.
  “Maafin aku”Ucap Rio.
  “Emang gak seharusnya aku nurutin permintaan kamu.Tapi aku juga gak mau jadi sosok egois dimatamu karena maksa kamu buat jalanin hubungan jarak jauh atau ikut aku ke sana.”Rio menundukkan kepalanya.
Ify memilih diam,ia tak tau harus berkata apa disaat seperti ini.Rasa kecewa menyelimuti Ify lagi namun di satu sisi ia bahagia karena Rio sudah kembali.Kembali ke Indonesia,maksudnya.Ify tak mau berharap lebih pada Rio dan takkan bisa berharap lebih.
  “Udahlah,Yo.Gak ada yang perlu disalahin,Aku juga minta maaf karena begitu mudahnya minta kita..”Ify tak meneruskan kata-katanya.Terlalu hambar untuk mengatakan kata ‘putus’.
  “Tapi..tapi aku kesini buat memperbaiki  hubungan kita,Fy”
  “Maksud kamu?”
  “Aku pengen kita kayak dulu lagi,Fy.Mungkin dipertemukannya kita disini tepat ditanggal dua puluh empat karena kita jodoh”Rio menjelaskan keinginannya.
Ify tertawa getir,sejujurnya ia tak ingin mendengar kata itu keluar dari mulut Rio.sangat-sangat tidak ingin, “Gak bisa,Yo”Ify menolak secara halus.
  “Kenapa?”Rio menoleh kearah Ify seidikit kecewa.
Ify tak bisa menjawab pertanyaan Rio.Ia bingung harus menjawab apa dan bagaimana cara menjelaskannya.
  “Kamu itu mimpi aku,Fy.Mimpi aku setelah aku lulus ngejar beasiswa ku.Bahkan aku juga rela kalok harus nolak beasiswa itu demi kamu.Tapi kamu..”
Ify menengok kearah Rio,jujur pria didepannya ini memang tidak berubah secara fisik.Dia semakin tampan dan kini menjadi sosok yang mapan.Terlihat dari pakaian yang ia kenakan serta kartu nama di kemeja yang ia kenakan.
  “kamu minta akita putus”Rio melanjutkan ucapannya.
  “Mimpi?”
  “Iya.kamu mimpi aku,Fy.Sesuatu yang harus aku capai”Tegas Rio
Ify menatap Rio,ada pengharapan dari mata Rio,tapi Ify tak bisa.Sekali lagi,ia tak bisa menerima sosok Rio di hidupnya lagi.Bukan karena sakit atau dendam.
  “Yo,aku dan kamu dulu punya mimpi bersama.Tapi kamu terbangun setelah mendapat beasiswa itu.dan akhirnya akupun ikut terbangun,Yo.Aku bangun dari mimpi kita dan mimpiku sendiri,menunggumu selama dua tahun itu lama.Bahkan aku gak tau bagaimana kabarmu di sana.Bisa atau enggak aku berharap kamu kembali ke Indonesia dan kembali bermimpi sama aku lagi”
Rio terdiam mendengar jawaban Ify.
  “Kapan saja kita bisa terbangun dari mimpi.Tapi belum tentu kita bisa bermimpi yang sama lagi dikemudian hari.Dan benar,Yo..Aku telah bermimpi dengan orang lain.”Ucap Ify mengakhiri kalimatnya,
  “Jadi?kamu udah punya..”
  “Ify!”Teriak seseorang dari gerbang taman itu,seorang pria dengan kaos berwarna hitam mendatangi Rio dan Ify.Ify berdiri dari duduknya,
  “Nih,es krim kamu”Ucap pria itu menyodorkan es krim pada Ify.
  “Eh?”Pria itu sedikit bingung melihat seseorang dibelakang Ify  yang sedang duduk.
Ify menarik nafasnya,gusar.Ia bingung harus menjelaskan bagaimana kepada orang yang memberinya es krim siapa pria yang sedari tadi mengobrol dengannya.
  “ngg..”Ify bergeming.
  “Ini Rio,Mario..”Ucap Ify pelan.
Pria itu mengangkat alisnya sedikit mengingat-ngingat nama itu.Seperti tau Ify pernah menceritakan pria ini.
  “Oh..iya..iya.Hei,Gue Gabriel,tunangannya Ify.”Ucap bernama gabriel itu sambil mengulurkan tangannya.
Rio menatap pria bernama Gabriel itu lalu berdiri dan menjabat tanganya, “Iya.Gue Rio-” ‘dan gue bukan sapa-sapanya Ify’lanjut Rio dalam hati.
  ‘Jadi ini?Ini yang buat Ify nolak kehadiran gue?’Rio bertanya-tanya pada dirinya sendiri didalam hati.
  “Oh ya,Fy.Tadi mamaku telfon,kita disuruh balik buat bantu dia nyiapin acaranya.”Ucap Gabriel teringat janjinya dengan Mamanya.
Ify mengangguk, “Oh..ya”Sahut Ify
  “Yo,aku balik dulu ya.Ada acara,semoga kita ketemu lain waktu”Pamit Ify.
  “Kita duluan ya..”Gabriel ikut pamit.Lalu Ify dan Gabriel meninggalkan Rio ditaman.
Rio terduduklagi di ayunan,pikirannya kacau.Mungkin sebentar lagi dia akan menjadi orang gila karena cintanya yang bertepuk sebelah tangan.
Gabriel dan Ify sudah didalam mobil.Ify terdiam selama perjalanan,Fisiknya memang sudah ada didalam mobil tapi pikirannya masih ada ditaman itu.Bila dia bisa,dia ingin memeluk Rio melepaskan rindu yang dua tahun dia tahan.Meminta Rio untukmejadikan ia pacarnya kembali.Ify takkan malu untuk melakukan itu.Namun semua tak mungkin,orang disebelahnya yang sedang menyetir adalah tunangannya.
  “Fy..”Gabriel memanggilnya pelan.Ify menoleh menunggu Gabriel mengucapkan sesuatu.
  “Kamu udah ketemu Rio.Kamu gak ada niat buat balik sama dia lagi?”Tanya Gabriel tanpa melihat Ify.
Ify terdiam.
  “Kita masih bisa kok batalin ini semua..”
  “Enggak Yel,Rio udah jadi masa laluku”Sahut Ify.Ia tau orang disampingnya ini mencintainya seperti Rio mencintainya dulu.
  “Tapi aku gak mau liat kamu gak bahagia kalau hidup sama aku.”
  “Maaf”Ify menundukkan kepalanya.Gabriel benar sampai sekarang ia belum bisa mencintai Iyel karna ia masih mengharapkan Rio.
  “Aku tau kamu bahagia sama Rio,Fy.”
  “Yel,aku mohon jangan sebut nama Rio ya.Setiap kamu sebut nama itu,saat itu juga aku ngrasa gak enak sama kamu.Aku janji aku bakal berusaha buat bisa cinta kamu.Aku janji Yel..”Ucap Ify meyakinkan Gabriel.Gabriel tampak tersenyum mendengarkan ucapan Ify.
  “Aku sayang sama kamu,Fy”Ucap Iyel.Tapi Ify tak menjawab ucapannya itu.Sudah biasa.
Rio masih duduk merutuki kejadian demi kejadian yang baru saja berlangsung,pertemuannya dengan Ify setelah dua tahun ia meninggalkan Indonesia.Ify,orang yang selama ini menjadi mimpinya menjadi cita-citanya sudah bermimpi dengan orang lain,yang ntah dari mana asal-usulnya.
Rio membenamkan wajahnya pada kedua tangannya,lalu menopangkan dagunya.Apa ia terlalu bodoh melepas Ify dua tahun yang lalu?Mana mungkin kalau saat itu Ify benar-benar memintanya untuk mengakhiri hubungan,jika sampai saat ini saja Ify masih mendatangi taman ini tepat ditangal mereka putus.
  “Maafin aku,Fy.Maafin aku..”Ucap Rio.
Hari semakin larut,senja pun sudah berganti menjadi gelap.Rio memutuskan untuk kembali pulang kerumahnya.Ia sadar percuma untuknya berada ditaman itu,Bayangan Ify akan semakin muncul dan membuatnya semakin bersalah.

Begitulah cinta,tidak selamanya berakhir dengan kebahagiaan.Namun tidak semuanya berakhir miris.Tapi pada akhirnya kebahagiaan karna cinta juga akan berakhir apabila Sang Waktu sudah berkehendak.-End-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sewindu Bersama Bayang Semu

kan pernah aku bilang, jangan menunggu terlalu lama kan pernah aku bilang, jangan menjaga kepastian yang hampa kan pernah aku bilang, jang...