Sabtu, 07 September 2013

kejelasan


Aku mengenalnya saat dimana aku tidak peduli
Aku mengenalnya saat aku tak ingin mengenal
Aku mengenalnya saat aku memikirkan orang lain
Aku jatuh cinta saat peduli dengan dia
Aku jatuh cinta saat aku sudah mengenalnya
Aku jatuh cinta saat aku memikirkannya
Aku benci saat dia tidak peduli denganku
Aku benci saat dia tak ingin mengenalku
Aku benci saat dia memikirkan selain aku
Namun siapa aku?siapa dirinya?siapa kami?dan ada apa diantara kami?Satu persatu pikiran muncul di satu cerita yang kami jalani,di satu jalan yang kami tapaki dan satu hati yang selalu saling mecintai sendiri-sendiri sampai waktunya habis. Kenapa selalu cinta datang dari perkenalan dan kenapa selalu cinta kandas karena kepergian? Kenapa harus aku mencintainya disaat dia tak mencitaiku dan kenapa harus dia mencintaiku disaat aku tak mencintainya? Banyak pertanyaan yang tak pernah aku jawab karena aku tak tau harus menjawab apa dan bagaimana. Dulunya kami saling memiliki tanpa tau kejelasan hubungan kami,tanpa tau aku siapa, dia siapa dan mengapa kami bisa begitu.Kami dekat,kami bercerita,kami senang,kami tertawa,kami sedih,kami menangis..semuanya bersama.Ntah, mengapa semuanya juga terasa begitu cepat bahkan terasa begitu kosong saat kami tak saling mengisi satu sama lain diantara ketidakjelasan kami. Ya,Aku senang aku bahagia tanpa sesuatu yang jelas dan tak minta kuperjelas.Aku tak ingin terlalu cepat merubah suasana,tapi semakin aku menutupi untuk tidak merubah suasana malah suasana itu yang berubah sendiri. Tak ada lagi tawa,tak ada ceria,bercanda dan apapun yang menyenangkan sekalipun tangis haru atau bahagia.semuanya kosong. Semua berubah menjadi kacau,menjadi sebuah ketidakjelasan yang lebih-lebih tak jelas. Dan..dan ntah apa yang merubahnya. Yang ada hanyalah egois,merasa paling benar dan tak pernah mengucapkan maaf yang berujung pada kekecewaan. Dan kini semua jelas,semua terasa lebih jelas walau menyakitkan,kini aku dan dia..kami.Kami harusnya sadar,atau setidaknya salah satu dari kami,atau hanya aku?Hanya aku yang merasakan semuanya telah berubah,semuanya tak seperti dulu,sesuatu yang tak jelas menjadi sebuah kejelasan yang menyakitan.Kejelasan bahwa..
Bahwa memang sesuatu pada akhirnya akan berubah akan bergerak, ntah mundur atau maju,menyenangkan atau menyedihkan.Mungkin bagiku menyedihkan belum tentu bagi dia menyedihkan juga. Kadang semua ucapan terdahulu seperti angin lalu dan omong kosong.Bahkan hampir seperti bualan yang setiap hari dan setiap waktu di ucap. Jadi, kejelasan kami adalah..omong kosong.
 

Sabtu, 17 Agustus 2013

Dream in Love -RiFy-


Pria itu duduk di ayunan kecil disebuah taman.Kakinya bergerak mengayunkan ayunan itu pelan.Sudah setengah jam ia berada ditempat itu,anak-anak yang sempat bermain  ditaman itu pun sudah kembali ke rumah mereka.Membuat keadaan taman ini sepi .Beberapa orang berjalan diluar pagar taman tersebut,sedikit menengok melihat pria yang tengah duduk sendirian di ayunan tersebut dan memilih untuk tidak pesuli.Toh,mereka tidak kenal pria itu,siapa yang tau jika ternyata pria tersebut mempunyai sakit jiwa.Gila.
Pria itu berhenti mengayunkan kakinya.Ia mendongakkan kepalanya ke atas,sekilas melihat langit senja lalu tertunduk kembali melihat tanah.
  “Kalau kamu ada disini,aku janji akan buat kamu bahagia seperti apa yang kamu mau,Fy”Pria itu berbicara sendiri.Mengingat seseorang yang kini meninggalkan dia.Atau lebih tepatnya meninggalkanya setelah ia meninggalkan seseorang itu terlebih dahulu.

**Flashback**

Seorang anak perempuan sedang asik bermain dengan boneka barbie-nya.Senyum lebar menghiasi wajah cantiknya.Rambut lurus sebahunya berkibar tertiup angin.Ia sedang berada di sebuah taman bersama temannya.
Di sisi yang lain,anak laki-laki sedang bermain bola dengan teman-temannya.Kaosnya sedikit basah karena keringat yang keluar dari ditubuhnya,
  “Kejal bolanya,kejal bolanya!Ayo kejaaaal!”Ucap anak laki-laki itu cedal.Anak itu mengomando teman-temannya supaya mengejar bola plastik yang sedang mereka mainkan.
Anak laki-laki itu sedang menjadi seorang kiper,walaupun badannya tak besar dan tak tinggi tapi dia selalu menjadi kiper yang bagus untuk kelompoknya.Ia sigap menangkap bola yang akan membobol gawangnya.
Namun sayang tim lawan lebih beruntung,bola itu kini sudah ada di kaki lawan dan siap menendang ke arah gawang.Anak laki-laki itu memasang kuda-kuda siap menangkap bola yang kapan saja bisa masuk ke gawangnya.
  “GOOLLL!!!”Teriak anak yang menendang bola ketika bola yang ia tendang gagal ditangkap sang kiper.Bola itu masih melayang melewati gawang yang memang tidak diberi jaring-jaring.
BUGG!Bola itu melayang dan berhenti setelah mengenai wajah anak perempuan yang sedang bermain boneka.
  “Eh,kena orang tuh!”Seorang anak laki-laki yang ikut bermain bola menunjuk ke anak perempuan itu.
  “Eh..kabur ayo kabur!”
  “Ayo..ayo nanti dia nangis”
  “Ayoo”
Anak laki-laki dari kelompok yang menendang pun lari meninggalkan taman itu.Tersisa lima orang anak laki-laki dari kelompok lainnya.
  “Ify..”Seorang anak perempuan berpipi chuby memanggil pelan temannya yang terkena bola.
Anak itu tidak menyahut,masih diam sambil memegangi pipi kirinya yang terkena bola.Air sedikit menggenang dimatanya,Giginya menggigit bibir bawahnya.
  “Via..panas”Ucap gadis yang dipanggil Ify tadi dengan pandangan kosong.
Via yang duduk disamping Ify langsung memeluk temannya itu,mencoba memberikan rasa aman dan nyaman pada Ify.
Ify menangis dalam dekapan Via.Ya,anak itu bernama Ify,Amira Saufika lengkapnya.Sedangkan anak yang memeluknya adalah Sivia,tetangganya.
  “Ha..halo” Sapa anak laki-laki disamping mereka,si kiper.
Via menengok menatap anak laki-laki dengan kaos yang lusuh dan basah,serta rambut acak-acakkan.Sivia menyimpulkan bahwa anak ini yang membuat temannya menangis.
  “Dia nangis?”Tanya si kiper datar dengan tampang polos ala anak kecil.
Via masih mengamati anak didepannya itu,Ify melepas dekapan Sivia ikut menatap anak laki-laki itu.Ify tidak kenal dengan orang itu,tapi ia tau bahwa anak laki-laki itu sering bermain bola di taman ini.
  “Kam..kamu..kamu,bukan kamu kan yang kenain aku bola?”Ify bertanya dengan sesengukan.Ify yakin bukan anak ini,karena iya juga sering memperhatikan anak laki-laki bermain bola dan anak ini selalu menjadi kiper.
Anak laki-laki itu menggeleng cepat, “Bukan,bukan aku kok.Benelan”Ucapnya, “Maap ya,tadi..tadi olangnya udah pelgi”Ucap anak itu menjelaskan.
  “Gakpapa,besok lagi hati-hati ya.Ini sakit”Ucap Ify sambil mengusap pipinya yang basah.
  “Namamu sapa?”Via ikut berbicara.
Anak itu menatap sivia, “Aku Lio”Jawab anak itu.
  “Lio?”Tanya sivia
Anak itu menggeleng, “Lio”Ucapnya lagi
  “Lio?”Ify ikut bertanya.
Anak itu menggeleng lagi, “Lio”
  “Rio.Namanya Rio.ini temen aku,kalok aku Alvin”Seorang laki-laki berkulit putih dan bermata sipit merangkul Rio dari belakang.
  “Oh..Rio”Ify menganguk-anggukan kepalanya tanda mengerti.
  “Aku Ify,ini temenku namanya Via.Kalok mereka sapa?”Ify memperkenalkan diri dan menunjuk anak yang masih berdiri di tempat mereka tadi bermain bola.
Alvin menengok, “Oh itu.Itu juga temen aku sama Rio.Yang pakai kaos hijau itu Ozy,kalok yang merah itu namanya Lintar,kalok yang lagi sama Lintar itu namanya Debo.mereka sepupuan”Jelas Alvin.
Ify kembali mengangguk, “Yaudah kalian main lagi aja,aku gakpapa kok.” Ucap Ify lalu tersenyum ke arah Rio dan Alvin.
  “Kamu gak bilang mama-mu kan?”Tanya Rio khawatir.Takut apabila Ify mengadu lalu besok ia akan dimarahi Mama Ify.
Kini Ify menggeleng, “Enggak kok.Nanti kalok aku bilang,pasti aku juga gak boleh main disini lagi”Jawab Ify membuat Rio tenang.
Rio kembali ke tempatnya bermain bola.Kini Alvin,Ozy,Lintar dan Debo bergantian menendang bola ke arah Rio.Karena lawan mereka sudah tidak ada dan mana mungkin mereka bermain dengan jumlah pemain yang amat sedikit.

--

10tahun kemudian..
Seorang gadis tengah berlari dikoridor sekolah,angin menerpa rambutnya hingga membuatnya sedikit acak-acakan.Gadis tidak peduli dengan keadaannya saat ini,ia hanya ingin bertemu dengan sahabatnya dikelas,
  “Via!!”Teriak gadis itu dari pintu setelah sampai dikelasnya.Sontak orang yang dipanggil Via itu mendongakkan kepalanya kaget.
  “Vi..vi..kamu harus tau sesuatu!”Gadis itu terlihat antusias dengan apa yang akan ia ceritakan.Terdapat keringat dijidatnya hasil larinya dari gerbang hingga kelasnya dilantai tiga.
  “Apaan sih,Fy?”Gadis yang dipanggil Via menjawab dengan datar,masih asik dengan ponselnya.
Ya,gadis itu Ify.Kini Ify dan Sivia satu kelas di SMA Nusantara dan sudah menjadi anak kelas tiga.Ify mengatur nafasnya sebelum bercerita pada Sivia.Ia meraup mukanya lalu mengatupkan tangannya didepan bibir sambil tertawa geli,
  “Tebak dong..biar keliatan gimana gitu”Ucap Ify.
  “Rio?”Tanya Via datar.Ia mulai bosan dengan cerita Ify tentang Rio.Sepuluh tahun sudah Sivia mengenal Rio dan lima tahun sudah ia tahu sebenarnya Ify menyukai Rio.Dan dia juga tau sebenarnya Rio juga menaruh hati pada Ify,ia tahu dari Alvin.
  “Iya..Kamu tau gak,Via...”Ify menghentikan ucapannya,membuat Sivia menengok kearahnya dan menaikkan satu alisnya.
  “Aku jadian sama Rio!Semalem dia kerumah dan nembak aku dan aku langsung terima dia.AAAAA...aku seneng banget Via!!”Ucap Ify lalu mendekap Via dan menggoyang-goyangkan tubuh Via yang berada dalam dekapannya.
Via merasa sesak karena pelukan Ify dan berusaha menjauhkan dirinya dari tubuh Ify.Ia tahu hal ini akan terjadi.Ya,saat dimana Rio-Ify bersatu.
  “Ah,Fy kamu pengen bunuh aku ya..”Protes Via setelah lepas dari dekapan Ify.
  “Selamat ya,akhirnya sahabatku gak jomblo lagi.Ciyee..bisa malem mingguan.”Goda Via sambil mencolek dagu tirus Ify.
Ify tertawa, “Kan kita juga sering malming sama Alvin-Rio.Kamu jadian aja sama Rio sapa tau kita bisa double date”Cerocos Ify.
Via menoyor kepala Ify, “Ogah..mau jadi apa aku sama alvin kalok jadi satu.Bisa adu mulut terus tiap hari”Ucap Via sambil membayangkan jika ia pacaran dengan Alvin.
  “Hii..”Via bergidik ngeri.

--

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba.Dengan kemeja berwarna putih dan celana jeans,Rio mengemudikan ke salah satu kampus yang cukup terkenal di kota itu.Ia akan melihat hasil tes beasiswanya keluar negeri dan berharap ia termasuk orang yang beruntung untuk mendapatkan beasiswa itu.
  Lo dimana?’Rio tampak menghubungi seseorang setelah sampai di kampusnya.
  Gue di kantin sama Via sama Ify.Lo kesini buruan’Sahut seseorang di seberang telepon.Rio lalu mematikan telepon dan berjalan ke kantin.
Rio tampak mencari-cari tiga sosok yang ia kenal.Pandangannya tertuju pada seorang cowok yang sedang melambaikan tangan kearahnya.Keadaan kantin memang agak ramai,mungkin mereka juga sedang menunggu hasil beasiswa seperti Rio.
  “Sori lama.Gak tenang pikiran gue”Rio menarik kursi disamping Ify,lalu mengelus rambut Ify pelan.
Sivia menyeruput jus mangga nya, “Ah lebay kamu,Yo.”Sahut Sivia
Ify menyikut Sivia tak terima sahabatnya mengejek pacarnya.Rio lalu menjulurkan lidahnya ke sivia merasa menang.
  “Pengumumannya jam berapa?”Tanya Ify pada Rio.
Rio melihat ke jam tangannya, “Mungkin bentar lagi.Jam sebelas katanya”
  “Ohh..”
  “Pokoknya kalok lo lolos gue bakal minta makan besar”Ucap Alvin.
Rio menoleh sekilas ke arah sahabatnya itu, “Susah tapi.Liat aja beberapa orang disini itu anak-anak yang juga ikut tes beasiswa kemaren.” Rio tampak tak percaya diri.
  “Ah tapi gue mah yakin lo bakal lolos,otak lo tu encer meen..”Alvin nampak memberi semangat pada sahabatnya.
Beberapa menit kemudian terdengar suara gaduh,beberapa anak yang berada dikantin berlari menuju ke tempat gaduh itu.
  “Kenapa ya?”Ify tampak heran dengan kegaduhan itu.
Rio berdiri malas, “Kayaknya udah ditempel hasilnya.Biar aku aja yang liat,kalian disini aja ya,biar surprise”Ucap Rio santai lalu meninggalkan sahabatnya dan kekasihnya.
Rio berjalan santai menuju papan pengumuman,ia semakin malas mendekati tempat itu,lebih tepanya ragu.Tempat itu terlihat ramai ditambah terkadang ada orang muncul dari gerombolan itu dengan wajah kecewa.Kini Rio sudah berada satu meter dari tempat itu,dia lebih memilih menunggu sepi dan menyenderkan tubuhnya ke dinding daripada harus menyempil diantara kerumunan itu.
Satu persatu orang pergi,ada wajah gembira ada wajah kecewa,ada tangisan ada tertawaan.Semua muncul akibat lembaran yang ditempel dipupun pengumuman.Tinggal beberapa orang berada ditempat itu,Rio berjalan dan melihat lembaran kertas putih besar itu.
  “Mario Aditya..Mario Aditya”Rio bergumam sambil menempelkan telunjuknya mencari namanya dikertas itu.
  “Ini!”Rio berseru.Lalu ia pejamkan matanya sebelum menggeser jarinya ke kolom keterangan, “Tuhan berikan yang terbaik untukku”Rio berdoa didalam hati sambil menggeser jarinya.Ia membuka mata dan mendapatkan tulisan ‘LOLOS’ di kolom keterangan.
Rio membelalakan matanya.Ia mengulangi menggeser kekolam namanya dan menggeser ke kolom keterangan.Ia tak mau hanya salah lihat, “Gue lolos?”Rio bertanya pada dirinya sendiri.Lalu berlari menuju kantin kembali.
  “Lolos!Ify..aku lolos!”Ucap Rio dari seberang kantin.Membuat Ify menengok kearah Rio,Rio berlari menghampiri Ify,Via dan Alvin.
  “Gue lolos!!!”Teriak Rio sambil memeluk Ify,Via dan Alvin.Membuat mereka terhimpit dalam dekapan Rio.Rio lalu melepaskan mereka.
  “Tuhkan apa gue bilang!”Alvin terlihat senang mendapat kabar tersebut lalu merangkul pundak sahabatnya.
Ify tersenyum bangga pada kekasihnya itu, “Selamat ya..”Ucap Ify dengan senyuman yang manis.Membuat Rio semakin bangga akan dirinya.
  “Selamat,Yo.Lo emang pantes dapet beasiswa itu..Kerenlah!”Ucap Via tak kalah antusias.

--

Karena setiap pertemuan pasti ada perpisahan.Mungkin kata itu tepat untuk menggambarkan dua insan yang sedak meraup manisnya cinta.Rio dan Ify sedang berada ditaman masa kecilnya.Taman yang membuat mereka bertemu 13tahun yang lalu.Mereka duduk diayunan taman tersebut.
  “Jadi?”Ify bertanya tanpa menatap Rio,kekasihnya.
Rio menghembuskan nafas berat,ia tak tau harus menjelaskan seperti apalagi pada Ify.Sudah berkali-kali Rio menjelaskan tanpa menyimpulkan apa yang ia inginkan dan sebaliknya Rio menunggu Ify yang menyimpulkan.
  “Aku gak mau mengecewakan kamu,Fy”Ucap Rio menoleh kearah Ify.
Ify masih memilih untuk menundukkan kepalanya.Sejujurnya setiap Rio mengajaknya berbicara tentang hal ini,saat itu dada Ify terasa sesak.Perutnya terasa melilit seperti ada yang menggelitik didalamnya.
  “Kamu enggak mengecewakan aku,Yo”
  “Tapi..”
  “Apa?”Ify tampak santai menanggapi ucapan Rio,mencoba mengesampingkan rasa takutnya.
Rio membasahi bibirnya yang kering, “Jujur aku gak mau ninggalin kamu,Fy.Tapi bagi aku beasiswa itu juga penting.”Rio mengulangi ucapannya seperti yang sudah-sudah.
Semenjak Rio mendapatkan beasiswa keluar negeri,hubungan mereka berdua menjadi sedikit kacau.Berulang kali Rio mengajak Ify pergi untuk makan siang atau makan  malam dan berharap dapat membuat Ify mengerti tentang keinginannya dibidang pendidikan.
  “Tapi?”Ify masih enggan menatap sosok Rio.
Rio memejamkan matanya sebentar lalu menuruskan ucapannya, “Aku pengen..”
  “Pengen kita putus?”Ify menoleh kearah Rio.Rio membalalakkan matanya tak percaya bahwa Ify dapat mengatakan hal seperti itu.Sejujurnya bukan itu yang ingin diucapkan Rio.
Rio menggeleng cepat, “Enggak.Aku pengen..pengen kamu ikut aku keluar negeri.Kita kuliah disana bareng”
Ucapan Rio membuat Ify tertawa pelan tapi dingin, “Enggak mungkin lah,Yo.Kita beda jurusan sekalipun aku pindah belom tentu kampus kamu disana bakal terima aku.Dan kalaupun aku pindah,aku pindah dan menjadi mahasiswi disan sedangkan kamu?Kamu itu sejenis dikontrak dan berapa tahun kemudian kamu bakal balik lagi ke Indonesia”Ucap Ify.
  “Ya aku bakal lanjutin kuliah disitu juga setelah beasiswaku habis dan kita bakal kuliah disana sampek nantinya kita lulus sarjana”Rio menyahut.
  “Fy,aku gak bisa milih antara kamu sama beasiswa itu”Lanjut Rio lirih.
Ify tersenyum miring, “Kenapa kamu gak putusin hubungan kita aja?Putusin aku biar kamu bisa pergi ngejar cita-citamu”Ucap Ify.Jujur Ify tak tau darimana dia punya nyali buat mengucapkan hal itu.
  “Gak!Gak akan!”Tegas Rio.Ia tak percaya Ify bisa memintanya untuk memutuskan hubungan mereka, “Kalok kamu mau aku gak bakal ambil beasiswa itu.Aku bakal kuliah disini bareng sama kamu,Via dan Alvin.”Lanjut Rio
Ify terdiam.
  “Aku gak mau hubungan kita berhenti Cuma karena setelah itu kita bakal ngalamin hubungan jarak jauh,Fy.Kita udah tiga tahun,Fy.Aku mohon jangan bikin ini berakhir sia-sia”Suara Rio melemah.
Ify tersenyum getir, “Sia-sia?Yo,ini pendidikan kamu.Aku gak mau kamu nganggep sepele pendidikan.”Ucap Ify
  “Putus bukan akhir dari segalanya,Yo.Kalau memang kita jodoh kita bakal dipertemukan lagi..”
Rio menggeleng, “Enggak,Fy.Enggak..aku gak mau kita putus.Kamu kenapa sih?Kamu udah nemuin cowok lain?”Rio berjongkok didepan Ify sambil memegang tangan Ify.
Ify tercengang mendengar ucapan Rio,bagaimana bisa ia menemukan pria lain sedangkan pria didepannya yang sudah tiga tahun bersamanya selalu ada dan membuat ia nyaman dan aman.
  “Jawab,Fy.”Rio mendesak.
Ify balik menggenggam tangan Rio, “Enggak.Aku Cuma gak mau kamu sia-sia-in kesempatan ini.Sia-sia-in beasiswa kamu yang udah kamu pengenin.Aku gak mau jadi dinding anatara kamu sama pendidikan kamu,Yo.Tolong ngerti”Ucap Ify memandang Rio.Sinar matanya menembus ke dalam mata Rio,ada rasa tak rela sejujurnya di mata Ify apabila Rio memang akan pergi.
  “Jadi kamu mau kita putus?”Suara Rio meninggi.
Ify kaget,pria ini tampak marah.Terlihat dari tatapan tajamnya.Rio berdiri menatap Ify dalam.Ia tahu ini bukan  yang ia inginkan dan mungkin ini juga tak diinginkan Ify,
  “Oke..Kita putus!”Ucap Rio tegas.
Ify terdiam.Rasa sesak menyelimuti dirinya,matanya panas terasa ingin mengeluarkan air mata,dia ingin menampar Rio.Tapi disisi lain ia sadar bahwa ini keinginannya.Ia ingin putus,ingin agar Rio mau mengambil beasiswa itu tanpa memberatkan rasanya pada Ify.
  “Itukan yang kamu mau?Kenapa diem?”Rio bertanya dengan nada tinggi.
Ify berdiri, “Iya,ini yang aku mau.Dan mulai sekarang aku harap kamu gak usah hubungin aku lagi”Ucap Ify lalu pergi dari hadapan Rio.
  “Aku gak akan cari kamu,Fy.Aku bakal pergi dari sini!”Teriak Rio.
Tak satupun dari mereka yang jujur.Mereka berdua telah bohong dengan perasaan mereka masing-masing.Ify melewati gerbang taman tersebut,ia ingin membalikkan tubuh dan berlari kearah Rio dan meminta maaf atas permintaan bodohnya tapi ia tak bisa.Ia tak mau Rio berada di Indonesia,meneruskan kuliah tanpa mengambil beasiswa tersbut.Ify sadar ia tidak oleh egois,walaupun sejujurnya permintaannya ke Rio itu egois. Rio juga,ia ingin mengejar Ify,mengejar kekasihnya yang telah ia putuskan beberapa detik yang lalu.Mungkin menuruti permintaan Ify ada kesalahan terbesar buat dia,tapi Rio juga bingung pendidikan juga penting bagi dia.

 *Flashback end*
 
  “Rio?”
Membuat pria itu tersadar dari lamunannya,Didapatinya seorang  gadis mengenakan dress putih dan bando senada dengan dress yang ia kenakan sedang berdiri didepannya.Iya pria itu adalah Rio.Pria yang sedari tadi duduk sendirian ditaman itu.
  “kam..kamu?..”Rio tak dapat mengucapkan kata-katanya.Lidahnya terasa kelu melihat sosok berparas cantik di depannya itu.
  “Tuhan apa Engkau menjawab doa hamba?”Rio bertanya didalam hati.
Gadis itu terlihat bingu,ia sendiri takut jika orang dihadapannya bukan orang yang ia maksud, “Iya aku Rio.kamu Ify?”Rio bertanya pada gadis itu.Mana mungkin ia bisa lupa dengan wajah Ify,gadis yang ia putuskan dua tahun lalu.
Gadis itu menganggukan kepalanya, “Kamu udah pulang?”Gadis itu duduk diayunan sebelah Rio dan bertanya sedikit canggung.
  “Udah..”Sahut Rio sekenanya.Ia masih belum yakin bahwa gadis disampingya intu adalah Ify.
  “Kamu kok bisa kesini,Fy?”Tanya Rio.Ia tak tahu harus bertanya atau berkata apa,yang ia ingin adalah melepas rindu dengan Ify.Rindu yang ia tahan sejak seminggu sebelum keberangkatannya keluar negeri.
Ify tersenyum miring, “Aku selalu kesini setiap tanggal ini”Ucap Ify.Matanya nanar raut mukanya terlihat sedih.
  “Emang kenapa?”Rio bertanya pada Ify.Aneh saja kenapa Ify selalu kesini setiap tanggal-Rio melihat ke jam tangannya dan menunjukkan angka 24-pikirannya jatuh ke suatu kejadian di tanggal ini dua tahun yang lalu.
  “Fy..?”Rio memanggil Ify pelan.
Ify masih terdiam.Sepertinya Ify tahu kalau Rio sudah menyadari kedatangannya setiap tanggal 24 untuk apa.
  “Maafin aku”Ucap Rio.
  “Emang gak seharusnya aku nurutin permintaan kamu.Tapi aku juga gak mau jadi sosok egois dimatamu karena maksa kamu buat jalanin hubungan jarak jauh atau ikut aku ke sana.”Rio menundukkan kepalanya.
Ify memilih diam,ia tak tau harus berkata apa disaat seperti ini.Rasa kecewa menyelimuti Ify lagi namun di satu sisi ia bahagia karena Rio sudah kembali.Kembali ke Indonesia,maksudnya.Ify tak mau berharap lebih pada Rio dan takkan bisa berharap lebih.
  “Udahlah,Yo.Gak ada yang perlu disalahin,Aku juga minta maaf karena begitu mudahnya minta kita..”Ify tak meneruskan kata-katanya.Terlalu hambar untuk mengatakan kata ‘putus’.
  “Tapi..tapi aku kesini buat memperbaiki  hubungan kita,Fy”
  “Maksud kamu?”
  “Aku pengen kita kayak dulu lagi,Fy.Mungkin dipertemukannya kita disini tepat ditanggal dua puluh empat karena kita jodoh”Rio menjelaskan keinginannya.
Ify tertawa getir,sejujurnya ia tak ingin mendengar kata itu keluar dari mulut Rio.sangat-sangat tidak ingin, “Gak bisa,Yo”Ify menolak secara halus.
  “Kenapa?”Rio menoleh kearah Ify seidikit kecewa.
Ify tak bisa menjawab pertanyaan Rio.Ia bingung harus menjawab apa dan bagaimana cara menjelaskannya.
  “Kamu itu mimpi aku,Fy.Mimpi aku setelah aku lulus ngejar beasiswa ku.Bahkan aku juga rela kalok harus nolak beasiswa itu demi kamu.Tapi kamu..”
Ify menengok kearah Rio,jujur pria didepannya ini memang tidak berubah secara fisik.Dia semakin tampan dan kini menjadi sosok yang mapan.Terlihat dari pakaian yang ia kenakan serta kartu nama di kemeja yang ia kenakan.
  “kamu minta akita putus”Rio melanjutkan ucapannya.
  “Mimpi?”
  “Iya.kamu mimpi aku,Fy.Sesuatu yang harus aku capai”Tegas Rio
Ify menatap Rio,ada pengharapan dari mata Rio,tapi Ify tak bisa.Sekali lagi,ia tak bisa menerima sosok Rio di hidupnya lagi.Bukan karena sakit atau dendam.
  “Yo,aku dan kamu dulu punya mimpi bersama.Tapi kamu terbangun setelah mendapat beasiswa itu.dan akhirnya akupun ikut terbangun,Yo.Aku bangun dari mimpi kita dan mimpiku sendiri,menunggumu selama dua tahun itu lama.Bahkan aku gak tau bagaimana kabarmu di sana.Bisa atau enggak aku berharap kamu kembali ke Indonesia dan kembali bermimpi sama aku lagi”
Rio terdiam mendengar jawaban Ify.
  “Kapan saja kita bisa terbangun dari mimpi.Tapi belum tentu kita bisa bermimpi yang sama lagi dikemudian hari.Dan benar,Yo..Aku telah bermimpi dengan orang lain.”Ucap Ify mengakhiri kalimatnya,
  “Jadi?kamu udah punya..”
  “Ify!”Teriak seseorang dari gerbang taman itu,seorang pria dengan kaos berwarna hitam mendatangi Rio dan Ify.Ify berdiri dari duduknya,
  “Nih,es krim kamu”Ucap pria itu menyodorkan es krim pada Ify.
  “Eh?”Pria itu sedikit bingung melihat seseorang dibelakang Ify  yang sedang duduk.
Ify menarik nafasnya,gusar.Ia bingung harus menjelaskan bagaimana kepada orang yang memberinya es krim siapa pria yang sedari tadi mengobrol dengannya.
  “ngg..”Ify bergeming.
  “Ini Rio,Mario..”Ucap Ify pelan.
Pria itu mengangkat alisnya sedikit mengingat-ngingat nama itu.Seperti tau Ify pernah menceritakan pria ini.
  “Oh..iya..iya.Hei,Gue Gabriel,tunangannya Ify.”Ucap bernama gabriel itu sambil mengulurkan tangannya.
Rio menatap pria bernama Gabriel itu lalu berdiri dan menjabat tanganya, “Iya.Gue Rio-” ‘dan gue bukan sapa-sapanya Ify’lanjut Rio dalam hati.
  ‘Jadi ini?Ini yang buat Ify nolak kehadiran gue?’Rio bertanya-tanya pada dirinya sendiri didalam hati.
  “Oh ya,Fy.Tadi mamaku telfon,kita disuruh balik buat bantu dia nyiapin acaranya.”Ucap Gabriel teringat janjinya dengan Mamanya.
Ify mengangguk, “Oh..ya”Sahut Ify
  “Yo,aku balik dulu ya.Ada acara,semoga kita ketemu lain waktu”Pamit Ify.
  “Kita duluan ya..”Gabriel ikut pamit.Lalu Ify dan Gabriel meninggalkan Rio ditaman.
Rio terduduklagi di ayunan,pikirannya kacau.Mungkin sebentar lagi dia akan menjadi orang gila karena cintanya yang bertepuk sebelah tangan.
Gabriel dan Ify sudah didalam mobil.Ify terdiam selama perjalanan,Fisiknya memang sudah ada didalam mobil tapi pikirannya masih ada ditaman itu.Bila dia bisa,dia ingin memeluk Rio melepaskan rindu yang dua tahun dia tahan.Meminta Rio untukmejadikan ia pacarnya kembali.Ify takkan malu untuk melakukan itu.Namun semua tak mungkin,orang disebelahnya yang sedang menyetir adalah tunangannya.
  “Fy..”Gabriel memanggilnya pelan.Ify menoleh menunggu Gabriel mengucapkan sesuatu.
  “Kamu udah ketemu Rio.Kamu gak ada niat buat balik sama dia lagi?”Tanya Gabriel tanpa melihat Ify.
Ify terdiam.
  “Kita masih bisa kok batalin ini semua..”
  “Enggak Yel,Rio udah jadi masa laluku”Sahut Ify.Ia tau orang disampingnya ini mencintainya seperti Rio mencintainya dulu.
  “Tapi aku gak mau liat kamu gak bahagia kalau hidup sama aku.”
  “Maaf”Ify menundukkan kepalanya.Gabriel benar sampai sekarang ia belum bisa mencintai Iyel karna ia masih mengharapkan Rio.
  “Aku tau kamu bahagia sama Rio,Fy.”
  “Yel,aku mohon jangan sebut nama Rio ya.Setiap kamu sebut nama itu,saat itu juga aku ngrasa gak enak sama kamu.Aku janji aku bakal berusaha buat bisa cinta kamu.Aku janji Yel..”Ucap Ify meyakinkan Gabriel.Gabriel tampak tersenyum mendengarkan ucapan Ify.
  “Aku sayang sama kamu,Fy”Ucap Iyel.Tapi Ify tak menjawab ucapannya itu.Sudah biasa.
Rio masih duduk merutuki kejadian demi kejadian yang baru saja berlangsung,pertemuannya dengan Ify setelah dua tahun ia meninggalkan Indonesia.Ify,orang yang selama ini menjadi mimpinya menjadi cita-citanya sudah bermimpi dengan orang lain,yang ntah dari mana asal-usulnya.
Rio membenamkan wajahnya pada kedua tangannya,lalu menopangkan dagunya.Apa ia terlalu bodoh melepas Ify dua tahun yang lalu?Mana mungkin kalau saat itu Ify benar-benar memintanya untuk mengakhiri hubungan,jika sampai saat ini saja Ify masih mendatangi taman ini tepat ditangal mereka putus.
  “Maafin aku,Fy.Maafin aku..”Ucap Rio.
Hari semakin larut,senja pun sudah berganti menjadi gelap.Rio memutuskan untuk kembali pulang kerumahnya.Ia sadar percuma untuknya berada ditaman itu,Bayangan Ify akan semakin muncul dan membuatnya semakin bersalah.

Begitulah cinta,tidak selamanya berakhir dengan kebahagiaan.Namun tidak semuanya berakhir miris.Tapi pada akhirnya kebahagiaan karna cinta juga akan berakhir apabila Sang Waktu sudah berkehendak.-End-

Jumat, 16 Agustus 2013

Nimbostratus #1


Selamat sore Jogja mendung!Sore ini Jogja mendung seperti hari-hari sebelumnya,aku duduk sendiri didepan teras rumah sambil mengamati awan kesukaanku.Nimbostratus.Entah apa yang membuatku menyukai awan ini,tapi ada salah satu penyebabnya yaitu dia.Dia yang menyita perhatianku selama ini.Namanya Raditya Rizki,sahabatku sejak kecil.Tetapi,rasa itu berubah menjadi rasa ingin dimengerti dan mencoba mengerti dia.Namun entah apa yang disarankan Radit terhadapklu,sama atau beda?berharap atau enggak?dan  semua pertanyaan tentang perasaan kami saling berebut muncul dipikiranku.
***
 “Ren, aku lagi suka seseorang nih!”Ucapnya padaku dengan senyum mengembang.
Aku mengernyitkan dahi, “Suka?suka gimana maksudnya?”Ucapku datar sebisa mungkin menyembunyikan rasa kecewaku.
Radit masih senyum-senyum sendiri,menerawang ke langit.Aku semakin heran siapa orang yang sedang Radit suka.
  “Dit...”Panggilku membuyarkan lamunan Radit.
Radit malah ketawa-ketawa sendiri, “Haha..kamu mau tau aja apa mau tau banget?” Tanyanya menggodaku.
Aku mengerucutkan mulut,cemberut. “Yaudah kalok gak mau beritau,gakpapa kok”Jawabku lalu meninggalkan Radit ditaman kompleks.
  Hari itu,setelah Radir mengucapkan hal itu,aku hanya bisa menerka-nerka siapa orang yang disuka Radit.Radit  memang jarang menceritakan teman-teman sekolahnya,lebih-lebih tentang cewek.Jadi siapa cewek beruntung itu? Tanyaku dalam hati.
Seminggu setelah kejadian di taman,Radit mengajakku pergi ke sebuah kafe.Tapi sejujurnya ini lebih tampak seperti kedai,kedai kopi.
  “Ada apa sih,Dit?Tiba-tiba ngajakin ngopi?”Tanyakku heran.Alu emang suka kopi,tapi?Tapi Radit bukan fanatic kopi.Dia bukan tipe orang yang suka begadang juga.
  “Jadi gini,aku butuh bantuanmu.Makanya aku ngajak kamu kesini”Jawabnya,tapi itu bukan jawaban yang aku ingin.Aku ingin yang jelas,to the point.
Aku Cuma manggut, “Bantuan apa?”Tanyaku lagi
Radit tampak ragu untuk mengucapkannya, “Tapi jangan bilang ke orangnya ya?”Ucap Radit seolah mengetes bisa tidaknya aku dipercaya.
Aku tartawa geli, “Orang apasih?Tau orangnya dan hubunagnnya sama kamu aja aku enggak tau.”Ucapku.
  “Ini tentang Eisti..”Ucapnya.Tawaku lenyap seketika mendengar nama itu, “Dia orang yang aku bilang ke kamu,Ren.Orang yang aku suka”Lanjut Radit.
Deg!Jantung ini terasa berhenti beberapa detik,lalu pikiran mulai menyusun skenario, “Yaampun!Risti temenku itu?Kenapa baru bilang sekarang sih,Dit!Ah..tembak aja kalik,gak usah ragu”Ucapku sumringah,menutup rapat perasaan yang benar-benar sudah berkeping-keping hancur.
Radit malah bingung dengan keantusiasanku, “Kamu yakin?”Tanya Radit
Aku mengangguk semangat, “Yaiya,yang namanya perasaan apalagi kamu itu cowok,kamu tu harus ngungkapin peraasaanmu itu”Munafik!Haha..perasaanku sama Radit aja gak aku ungkapin.
  “Kalok di tolak?” Tanya Radit polos.
Aku menghela nafas, “Kalok diterima?” Tanyaku balik
  “Ya aku senenglah,Ren”
  “Kalok ditolak berarti kamu bakal?”
  “Ya biasa aja.Cintakan gak mesti memilikilan?”
  “Nah!Kamu dah punya jawabanmu sendirikan.Yaudah sekarang tinggal jalanin aja.Ungkapin atau terima apapun yang bakal kejadian sama Risti”Ucapku panjang lebar
Radit tampak bingung, “Maksudmu...Risti jadian sama orang lain?”Tanyanya
  “Yaiyakan?”
  “Kalok ditolak kira-kira suasana berubah gak ya,Ren?”Ucap Radit sambil mengudak kopinya yang perlahan dingin.
Aku menopang daguku, “Emang kalok berubah,apa yang kamu takutin?Hm?”Tanyaku.Aku harap Radit masih ingat pertemanan kami dan menjawab takut kehilangan ‘kami’.
Srupuuuut..Radit meminum kopinya sebelum menjawab, “Aku takut Risti berubah terus ngejauhin aku”Jawab Radit.
Hahahahahahaha...’Selamat Rena!permintaan kamu belum bisa diterima’ dan jujur apapun yang aku rasain,aku berharap aku cepet pulang.
  “Ren,,”Radit mengibaskan tangannya didepanku
Aku menepis pelan tangannta, “Enggaklah,ada aku..”Ucapku
  “Oh iya,sekalipun ditolak,ada kamu yang bikin aku sama Risti tetep deket.Bantuin ya Ren,ya?Please”Pinta Radit
PLAK! ‘sadar Ren.orang didepanmmu Cuma mau manfaatin kedekatanmu sama Risti,sadar Ren!’Batinku,namun apadaya “Iya,aku bantuin”Ucapku pada Radit.
Sepulang dari Kafe,aku masuk ke kamar dan duduk ditepi jendela menerawang jauh keatas langit.Rasa kecewa menyelimuti hatiku lagi.Apa yang salah sama perasaanku?
  “Aku bahagia,Dit..bahagia kalok kamu bahagia,tapi kenapa bahagiamu enggak sama aku?Kenapa harus...”Ucapanku menggantung.
Aku berjalan menuju meja belajar dan mengambil sebuah bingkai foto.Disitu aku,Radit dan Risti, tiga sekawan berinisial ‘R’ tertawa diantara ilalang-ilalang.polos.
  “Apa yang salah dari pertemanan kita bertiga?apa yang salah dari semua rasa ini?”Aku menyapukan jariku ke bingkai dan menaruhnya kembali.
***
  “Hah!Pindah?!”
  “Iya,aku juga baru tau kemarin”
Radit pindah!Pikiranku kacau,aku gak pernah bayangin kalau bakal ada acara-acara pindah rumah.
  “Padahal akukan belom jadi nembak Risti”
  “......”
  “Berarti harus minggu ini,Ren”Ucap Radit.
Minggu depan Radir udah pindah dan Radit malah mikirin Risti?Cara nembak Risti?Terus aku kamu kemanain,Dit?
  “Besok bantuin cari sesuatu ya,Ren?”
Aku mengangguk, “Ya.Emang kamu mau nembak kapan?”Tanyaku
  “Lusa”Jawab Radit cepat
Asku tersenyum miris, “Oke”
Radit sedikit memikirkan sesuatu.Aku terdiam melihatnya,enggak lebih dari seminggu lagi Radit bakal pindah.Iya masih dikawasan Yogya,tapi tetep aja namanya pindah.Dan sekarang?Radit mikirin Risti.Risti?
  “Hei!”Sapa seseorang didepan gerbang rumahku.
Seorang gadis menggunakan celana pendek dan kaos berwarna biru dengan rambut digerai membuka pintu gerbangku.Dia Risti.
  “Lagi pada ngapain?”Tanyanya.
  “Ini lho Ris,Radit tu mau pindah”Ucapku
Risti menarik kursi disampingku, “Ha?Kamu mau pindah?Kemana?”
Radit Cuma nyengir, “Hehe..tetep di Jogja kok.Santau aja kita tetep bisa main kok”Jawab Radit.
Aku melihat Risti dari ekor mataku.Dia memang manis.Enggak salah kalau Radit suka sama dia.Tapi Risti masih anak kecil,maksudku seenggaknya aku sama Radit udah SMA dan Risti?Dia masih SMP.
  “Oya,lusa kamu ada acara gak,Ris?”Tanya Radit
Risti memutar bola matanya, “Kayaknya enggak.Kenapa?”Tanya Risti balik.
  “Kita main yuk”Ajak Radit
  “Ayok!Kan lama kita gak main bertiga..”
  “Kok bertiga sih,Ris?Berdua aja”Potong Radit
Oh God!Berdua?Jadi aku?aku enggak diajak?Risti bingung tetapi selanjutnya dua tertawa,dia mengira Radit hanya sekedar menggodaku.
  “Kok ketawa sih,Ris?”Tanya Radit bingung, “Lusa Rena enggak bisa jadinya kita berdua aja”Ucap Radit bohong.
  “Iya,Ris.aku ada acara besok lusa”Ucapku ikut berbohong.
  “Oh..gitu.Ya liat besok ya”Jawab Risti.
***
Aku dan Radit menyusuri tempat penjualan bunga didaerah Kota Baru.Ia ingin membeli bunga untuk Risti,Radit mengambil beberapa bunga dan membayarnya,
  “Nih,Ren buat kamu”Ucap Radit sambil memberi crown diatas kepalaku.
Aku tersenyum, “Makasih ya,Dit”
  “Haha..Iya aku tau kok kamu jomblo dan gak pernah dapet bunga”Ejek Radit.Tetapi aku seneng,Ini emang bunga pertama dan ini dari Radit.
Aku senyum-senyum sendiri sambil naik ke motor Radit.Radit emang mungkin untuk Risti tapi Radit..dia juga mungkin buat aku.Mungkin.
  “Ren!”Teriak Radit membuyarkan lamunanku
  “Apa?”Tanyaku
  “Cari makan dulu ya.Laper”Ucap Radit
  “Ya terserah kamu aja”
Aku dan Radit makan disekitaran Keraton.Hawa malam mulai merasuk ke dalam tubuh,secangkir wedang jahe menemaniku dan Radit.Enggak lebih dari 24jam lagi Radit gak bakal bebas pergi sama aku kayak gini,
  “Dit”
  “Hm?”
  “Kamu..kamu yakin diterima?”Tanyaku ragu-ragu
Radit menghela nafas, “Gak taulah,Ren.Kamu jangan  bikin galau dong”Ucapnya.
Aku tersenyum miris untuk kesekian kalinya.Kalok emang mereka bakal jadian aku bisa apa?
  “Oh,iya.Aku punya ini nih!”Radit mengambil sebuah foto dari dompetnya.
  “Jengjeng!”
  “Eh?Bagus!”Ucapku terkesima dengan foto senja, “Buat aku?”
Radit menganguk, “Itu temen aku yang foto,namanya Ello.Baguskan?”
Aku mengangguk, “Makasih ya”
***
Tuhan emang mungkin pernah kasih waktu buat aku sama kamu jadi kita,Dit.Mungkin sekarang waktunya kamu dan dia jadi kalian.Entah waktu untuk kita habis atau waktu itu kita nyia-nyiain waktu dan Tuhan gak suka orang yang menyia-nyiakan waktu maka dati itu kita kembali menjadi aku dan kamu.
  “Lhoh kan kemaren kamu sendirikan Dit yang bilang perginya Cuma kalian berdua”Tolakku saat Radit mengajakku ke rumah Risti.
  “Kan itu bohongan,Ren.Ayolah..masak aku sendirian ke rumah Risti”Elak Radit.
Aku harus cari cara.Tiba-tiba hapeku bunyi,emang itu nada sms tapi aku pura-pura mengangkat telepon.
  “Halo..” “Oh..iya lupa” “Kapan?” “Sekarang?” “Oke” lalu aku menutup telepon.Pura-pura.
  “Duh..sori.Kayaknya emang gak bisa,Dit.”Ucapku
  “Lhoh,kenapa?”
  “Aku harus balikin buku temenku.Sori yaa”
Radit cemberut, “Ah..Rese!”
  “Hehe,Good Luck ya”
  “Yaudah deh,aku pamit ya,Ren.Do’ain”Pamit Radit.
Radit pergi.Mana mungkin aku bisa liat orang yang aku sila nyatain rasa ke orang lain.Sama kayak sekuat-kuatnya batu suatu saat dia pasti terkikis,hancur dan apapun yang mengatakan bahwa batu bisa lenyap.Atau mungkin aku itu Good Office,orang yang nyelesaiin sengketa(cinta) tapi Cuma sebagai mediator penghubung dan gak berhak buat ambil keputusan,Good luck,Radit.
Aku masuk kedalam kamar.Foto senja aku ambil dan duduk dijendela.Mungkin senja akan datang seindah difoto ini tepat didepan mataku,tanpa kamu.Mungkin sekarang Radit udah sampek dirumah Risti,udah nyatain dan..
Kring..kring..kring..
Hapeku berdering dan nama Radit muncul dilayar.
  ‘Halo?’
  ‘Ren ini aku!’Teriak Radit diseberang telepon
  ‘Iya,kenapa?’
  ‘Aku diterima...’
Deg!Ini bakal jadi berita bagus kalau aku lagi nunggu kabar Radit naik kelas atau lulusan tapi ini..
  ‘Aku jadian!’
  ‘........’
  ‘Rin?kamu masih disana kan?’
Aku mengela[ air mata dan menatap atap beberap detik sambil menggigit bibir bawahku.getir.
  ‘Hey..iya!selamat ya!PJ-nya..’
Radit tertawa diseberang telepon, ‘Iya..santai aja.Udah dulu ya,Ren’Radit menutup pembicaraan kami.
  Aku membuang hapeku ke atas tempat tidur,tubuhku ambruk diatasnya,Aku mencoba menghilangkan rasa getir tapi semua sia-sia.Aku menangis.
***
Minggu berikutnya Radit pindah rumah,aku sempet dateng ke rumahnya sebelum dia pindah,tapi berhubung enggak dianggep karena ada Risti,aku putusin buat cari alasan dan pulang.
Hari demi hari aku laluin,semenjak Radit pindah aku sama dia jadi jarang komunikasi,di twitter dia juga jarang online.Pokoknya kayak udah gak kena sama Radit.Dan berita paling hebohnya..
  ‘Apa?jadi kalian putus?’Sontak aku bertanya
  ‘Iya.Ya gimana ya,Ren.Gak kayak yang aku harepin’Ucap Radit via telepon
Aku mengelus belakang leherku, ‘terus gimana sekarang?’
Radit terdengar menghela nafas, ‘Yang penting masih adda kamu,Ren’
  ‘Lagipula mending pertemanan kitakan dari pada pacaran?’Lanjutnya
  ‘Emang gak bisa lebih ya?’
  ‘Ha?Maksudnya?’
Aku gelagapan karena ucapanku, ‘Eh,enggak.ini lgi chat sama temen minta pendapat harga.Eh,udah dulu ya,Dit.’
 ‘Oh,oke.makasih ya,Ren buat semuanya’
Aku mengangguk dan tersenyumm walau Radit  gak tau, ‘Iya.Dah..’ Aku mengakhiri telepon
Radit putus?Jadi aku harus seneng gak sekarang?Seneng karena Radit balik lagi ke aku atau biasa aja karena Radit gak mungkin buka hati buat aku?Mungkin aja Radit trauma pacaran sama temen sendiri?
Aku mencoba berpikir realistis,berpikir kalau temen bakal jadi temen aja.Dan belajar dari kata jarang ada orang putus bisa jadi temen .Tapi menurutku itu gak berlaku buat Radit sama Risti.mereka akur-akur aja.Yaemang sekarang Radit jadi lebih mihak ke aku.Tapi apa ini artinya dia buka hari buat siapa aja termasuk aku?
Radit emang berubah!Dia mulai perhatian ke aku dari hal kecil ,misalnya nanya lagi apa?atau udah makan belum?Kadang satu minggu bisa nelpon sampek tiga kali.Tapi kenapa aku jadi berpikir aku pelarian?Tau kenapa?Karena ucapan Radit kemaren lusa.
  ‘Ren,Bisa gak sih aku balikan sama Risti?’Tanyanya di chat facebook.
  ‘Bisa aja..kenapa?’
  ‘Tapi aku ragu aja,aku malah nyaman sama kamu’Balasnya
Aku senyum tapi tak banyak  berharap, ‘Nyaman?Yakan kita temen,emang seharusnya kita saling nagsih kenyamanan kan?’
  ‘Kayaknya aku bakal jadi orang yang takut jatuh cinta deh,Ren’
  ‘Alah,apa bangetsih bahasamu,Dit.Galau abeezz!’
  ‘Beneran nih,Ren’
  ‘Iya.aku kasih tau sesuatu.’
  ‘Apa?’Tanya Radit
  ‘Hear to Heart’
  ‘Ha?Heart to heart kalik’Sanggah Radit
  ‘Bukan,ini beda!Hear to heart maksudnya gini..’
  ‘Didalam kata heart itu ada kata hear yang artinya mendengar.Kamu harus dengerin kata hato.Tapi gak semua kata hatimu,itu namanya egois.Kamu ibaratin aja kata heart disitu hati orang lain,jadi kamu harus ngerasain ada diposisi orang itu’ Lanjutku
  ‘Duh..dalem banget,Ren.Curhat ya?Di PHP sapa?’Ejek Radit
  ‘Aku serius -___- ’
  ‘Haha..yaudaah,Ren.Aku off ya.Dah..’
Aku menghela nafas, “Suatu saat,Dit.Suatu saat kalau Tuhan udah ngizinin kita jadi ‘kita’ “Batinku

Sewindu Bersama Bayang Semu

kan pernah aku bilang, jangan menunggu terlalu lama kan pernah aku bilang, jangan menjaga kepastian yang hampa kan pernah aku bilang, jang...