Pria itu duduk di ayunan kecil
disebuah taman.Kakinya bergerak mengayunkan ayunan itu pelan.Sudah setengah jam
ia berada ditempat itu,anak-anak yang sempat bermain ditaman itu pun sudah kembali ke rumah
mereka.Membuat keadaan taman ini sepi .Beberapa orang berjalan diluar pagar
taman tersebut,sedikit menengok melihat pria yang tengah duduk sendirian di
ayunan tersebut dan memilih untuk tidak pesuli.Toh,mereka tidak kenal pria
itu,siapa yang tau jika ternyata pria tersebut mempunyai sakit jiwa.Gila.
Pria itu berhenti mengayunkan
kakinya.Ia mendongakkan kepalanya ke atas,sekilas melihat langit senja lalu
tertunduk kembali melihat tanah.
“Kalau kamu ada disini,aku janji akan buat
kamu bahagia seperti apa yang kamu mau,Fy”Pria itu berbicara sendiri.Mengingat
seseorang yang kini meninggalkan dia.Atau lebih tepatnya meninggalkanya setelah
ia meninggalkan seseorang itu terlebih dahulu.
**Flashback**
Seorang anak perempuan sedang
asik bermain dengan boneka barbie-nya.Senyum lebar menghiasi wajah
cantiknya.Rambut lurus sebahunya berkibar tertiup angin.Ia sedang berada di
sebuah taman bersama temannya.
Di sisi yang lain,anak
laki-laki sedang bermain bola dengan teman-temannya.Kaosnya sedikit basah
karena keringat yang keluar dari ditubuhnya,
“Kejal bolanya,kejal bolanya!Ayo
kejaaaal!”Ucap anak laki-laki itu cedal.Anak itu mengomando teman-temannya
supaya mengejar bola plastik yang sedang mereka mainkan.
Anak laki-laki itu sedang
menjadi seorang kiper,walaupun badannya tak besar dan tak tinggi tapi dia
selalu menjadi kiper yang bagus untuk kelompoknya.Ia sigap menangkap bola yang
akan membobol gawangnya.
Namun sayang tim lawan lebih
beruntung,bola itu kini sudah ada di kaki lawan dan siap menendang ke arah
gawang.Anak laki-laki itu memasang kuda-kuda siap menangkap bola yang kapan
saja bisa masuk ke gawangnya.
“GOOLLL!!!”Teriak anak yang menendang bola
ketika bola yang ia tendang gagal ditangkap sang kiper.Bola itu masih melayang
melewati gawang yang memang tidak diberi jaring-jaring.
BUGG!Bola itu melayang dan berhenti
setelah mengenai wajah anak perempuan yang sedang bermain boneka.
“Eh,kena orang tuh!”Seorang anak laki-laki
yang ikut bermain bola menunjuk ke anak perempuan itu.
“Eh..kabur ayo kabur!”
“Ayo..ayo nanti dia nangis”
“Ayoo”
Anak laki-laki dari kelompok
yang menendang pun lari meninggalkan taman itu.Tersisa lima orang anak
laki-laki dari kelompok lainnya.
“Ify..”Seorang anak perempuan berpipi chuby
memanggil pelan temannya yang terkena bola.
Anak itu tidak menyahut,masih
diam sambil memegangi pipi kirinya yang terkena bola.Air sedikit menggenang
dimatanya,Giginya menggigit bibir bawahnya.
“Via..panas”Ucap gadis yang dipanggil Ify
tadi dengan pandangan kosong.
Via yang duduk disamping Ify
langsung memeluk temannya itu,mencoba memberikan rasa aman dan nyaman pada Ify.
Ify menangis dalam dekapan
Via.Ya,anak itu bernama Ify,Amira Saufika lengkapnya.Sedangkan anak yang
memeluknya adalah Sivia,tetangganya.
“Ha..halo” Sapa anak laki-laki disamping
mereka,si kiper.
Via menengok menatap anak
laki-laki dengan kaos yang lusuh dan basah,serta rambut acak-acakkan.Sivia
menyimpulkan bahwa anak ini yang membuat temannya menangis.
“Dia nangis?”Tanya si kiper datar dengan
tampang polos ala anak kecil.
Via masih mengamati anak
didepannya itu,Ify melepas dekapan Sivia ikut menatap anak laki-laki itu.Ify
tidak kenal dengan orang itu,tapi ia tau bahwa anak laki-laki itu sering
bermain bola di taman ini.
“Kam..kamu..kamu,bukan kamu kan yang kenain
aku bola?”Ify bertanya dengan sesengukan.Ify yakin bukan anak ini,karena iya
juga sering memperhatikan anak laki-laki bermain bola dan anak ini selalu
menjadi kiper.
Anak laki-laki itu menggeleng
cepat, “Bukan,bukan aku kok.Benelan”Ucapnya, “Maap ya,tadi..tadi olangnya udah
pelgi”Ucap anak itu menjelaskan.
“Gakpapa,besok lagi hati-hati ya.Ini
sakit”Ucap Ify sambil mengusap pipinya yang basah.
“Namamu sapa?”Via ikut berbicara.
Anak itu menatap sivia, “Aku
Lio”Jawab anak itu.
“Lio?”Tanya sivia
Anak itu menggeleng,
“Lio”Ucapnya lagi
“Lio?”Ify ikut bertanya.
Anak itu menggeleng lagi,
“Lio”
“Rio.Namanya Rio.ini temen aku,kalok aku
Alvin”Seorang laki-laki berkulit putih dan bermata sipit merangkul Rio dari
belakang.
“Oh..Rio”Ify menganguk-anggukan kepalanya
tanda mengerti.
“Aku Ify,ini temenku namanya Via.Kalok mereka
sapa?”Ify memperkenalkan diri dan menunjuk anak yang masih berdiri di tempat
mereka tadi bermain bola.
Alvin menengok, “Oh itu.Itu
juga temen aku sama Rio.Yang pakai kaos hijau itu Ozy,kalok yang merah itu
namanya Lintar,kalok yang lagi sama Lintar itu namanya Debo.mereka
sepupuan”Jelas Alvin.
Ify kembali mengangguk,
“Yaudah kalian main lagi aja,aku gakpapa kok.” Ucap Ify lalu tersenyum ke arah
Rio dan Alvin.
“Kamu gak bilang mama-mu kan?”Tanya Rio
khawatir.Takut apabila Ify mengadu lalu besok ia akan dimarahi Mama Ify.
Kini Ify menggeleng, “Enggak
kok.Nanti kalok aku bilang,pasti aku juga gak boleh main disini lagi”Jawab Ify
membuat Rio tenang.
Rio kembali ke tempatnya
bermain bola.Kini Alvin,Ozy,Lintar dan Debo bergantian menendang bola ke arah Rio.Karena
lawan mereka sudah tidak ada dan mana mungkin mereka bermain dengan jumlah
pemain yang amat sedikit.
--
10tahun kemudian..
Seorang gadis tengah berlari
dikoridor sekolah,angin menerpa rambutnya hingga membuatnya sedikit
acak-acakan.Gadis tidak peduli dengan keadaannya saat ini,ia hanya ingin
bertemu dengan sahabatnya dikelas,
“Via!!”Teriak gadis itu dari pintu setelah
sampai dikelasnya.Sontak orang yang dipanggil Via itu mendongakkan kepalanya
kaget.
“Vi..vi..kamu harus tau sesuatu!”Gadis itu
terlihat antusias dengan apa yang akan ia ceritakan.Terdapat keringat
dijidatnya hasil larinya dari gerbang hingga kelasnya dilantai tiga.
“Apaan sih,Fy?”Gadis yang dipanggil Via
menjawab dengan datar,masih asik dengan ponselnya.
Ya,gadis itu Ify.Kini Ify dan
Sivia satu kelas di SMA Nusantara dan sudah menjadi anak kelas tiga.Ify
mengatur nafasnya sebelum bercerita pada Sivia.Ia meraup mukanya lalu
mengatupkan tangannya didepan bibir sambil tertawa geli,
“Tebak dong..biar keliatan gimana gitu”Ucap
Ify.
“Rio?”Tanya Via datar.Ia mulai bosan dengan
cerita Ify tentang Rio.Sepuluh tahun sudah Sivia mengenal Rio dan lima tahun
sudah ia tahu sebenarnya Ify menyukai Rio.Dan dia juga tau sebenarnya Rio juga
menaruh hati pada Ify,ia tahu dari Alvin.
“Iya..Kamu tau gak,Via...”Ify menghentikan
ucapannya,membuat Sivia menengok kearahnya dan menaikkan satu alisnya.
“Aku jadian sama Rio!Semalem dia kerumah dan
nembak aku dan aku langsung terima dia.AAAAA...aku seneng banget Via!!”Ucap Ify
lalu mendekap Via dan menggoyang-goyangkan tubuh Via yang berada dalam
dekapannya.
Via merasa sesak karena
pelukan Ify dan berusaha menjauhkan dirinya dari tubuh Ify.Ia tahu hal ini akan
terjadi.Ya,saat dimana Rio-Ify bersatu.
“Ah,Fy kamu pengen bunuh aku ya..”Protes Via
setelah lepas dari dekapan Ify.
“Selamat ya,akhirnya sahabatku gak jomblo
lagi.Ciyee..bisa malem mingguan.”Goda Via sambil mencolek dagu tirus Ify.
Ify tertawa, “Kan kita juga
sering malming sama Alvin-Rio.Kamu jadian aja sama Rio sapa tau kita bisa
double date”Cerocos Ify.
Via menoyor kepala Ify, “Ogah..mau
jadi apa aku sama alvin kalok jadi satu.Bisa adu mulut terus tiap hari”Ucap Via
sambil membayangkan jika ia pacaran dengan Alvin.
“Hii..”Via bergidik ngeri.
--
Hari yang ditunggu-tunggu pun
tiba.Dengan kemeja berwarna putih dan celana jeans,Rio mengemudikan ke salah
satu kampus yang cukup terkenal di kota itu.Ia akan melihat hasil tes
beasiswanya keluar negeri dan berharap ia termasuk orang yang beruntung untuk
mendapatkan beasiswa itu.
‘Lo dimana?’Rio tampak menghubungi seseorang
setelah sampai di kampusnya.
‘Gue di
kantin sama Via sama Ify.Lo kesini buruan’Sahut seseorang di seberang
telepon.Rio lalu mematikan telepon dan berjalan ke kantin.
Rio tampak mencari-cari tiga
sosok yang ia kenal.Pandangannya tertuju pada seorang cowok yang sedang
melambaikan tangan kearahnya.Keadaan kantin memang agak ramai,mungkin mereka
juga sedang menunggu hasil beasiswa seperti Rio.
“Sori lama.Gak tenang pikiran gue”Rio menarik
kursi disamping Ify,lalu mengelus rambut Ify pelan.
Sivia menyeruput jus mangga
nya, “Ah lebay kamu,Yo.”Sahut Sivia
Ify menyikut Sivia tak terima
sahabatnya mengejek pacarnya.Rio lalu menjulurkan lidahnya ke sivia merasa
menang.
“Pengumumannya jam berapa?”Tanya Ify pada
Rio.
Rio melihat ke jam tangannya, “Mungkin
bentar lagi.Jam sebelas katanya”
“Ohh..”
“Pokoknya kalok lo lolos gue bakal minta
makan besar”Ucap Alvin.
Rio menoleh sekilas ke arah
sahabatnya itu, “Susah tapi.Liat aja beberapa orang disini itu anak-anak yang
juga ikut tes beasiswa kemaren.” Rio tampak tak percaya diri.
“Ah tapi gue mah yakin lo bakal lolos,otak lo
tu encer meen..”Alvin nampak memberi semangat pada sahabatnya.
Beberapa menit kemudian
terdengar suara gaduh,beberapa anak yang berada dikantin berlari menuju ke
tempat gaduh itu.
“Kenapa ya?”Ify tampak heran dengan kegaduhan
itu.
Rio berdiri malas, “Kayaknya
udah ditempel hasilnya.Biar aku aja yang liat,kalian disini aja ya,biar
surprise”Ucap Rio santai lalu meninggalkan sahabatnya dan kekasihnya.
Rio berjalan santai menuju
papan pengumuman,ia semakin malas mendekati tempat itu,lebih tepanya
ragu.Tempat itu terlihat ramai ditambah terkadang ada orang muncul dari
gerombolan itu dengan wajah kecewa.Kini Rio sudah berada satu meter dari tempat
itu,dia lebih memilih menunggu sepi dan menyenderkan tubuhnya ke dinding
daripada harus menyempil diantara
kerumunan itu.
Satu persatu orang pergi,ada
wajah gembira ada wajah kecewa,ada tangisan ada tertawaan.Semua muncul akibat
lembaran yang ditempel dipupun pengumuman.Tinggal beberapa orang berada
ditempat itu,Rio berjalan dan melihat lembaran kertas putih besar itu.
“Mario Aditya..Mario Aditya”Rio bergumam
sambil menempelkan telunjuknya mencari namanya dikertas itu.
“Ini!”Rio berseru.Lalu ia pejamkan matanya
sebelum menggeser jarinya ke kolom keterangan, “Tuhan berikan yang terbaik
untukku”Rio berdoa didalam hati sambil menggeser jarinya.Ia membuka mata dan
mendapatkan tulisan ‘LOLOS’ di kolom keterangan.
Rio membelalakan matanya.Ia
mengulangi menggeser kekolam namanya dan menggeser ke kolom keterangan.Ia tak
mau hanya salah lihat, “Gue lolos?”Rio bertanya pada dirinya sendiri.Lalu
berlari menuju kantin kembali.
“Lolos!Ify..aku lolos!”Ucap Rio dari seberang
kantin.Membuat Ify menengok kearah Rio,Rio berlari menghampiri Ify,Via dan
Alvin.
“Gue lolos!!!”Teriak Rio sambil memeluk
Ify,Via dan Alvin.Membuat mereka terhimpit dalam dekapan Rio.Rio lalu
melepaskan mereka.
“Tuhkan apa gue bilang!”Alvin terlihat senang
mendapat kabar tersebut lalu merangkul pundak sahabatnya.
Ify tersenyum bangga pada
kekasihnya itu, “Selamat ya..”Ucap Ify dengan senyuman yang manis.Membuat Rio
semakin bangga akan dirinya.
“Selamat,Yo.Lo emang pantes dapet beasiswa
itu..Kerenlah!”Ucap Via tak kalah antusias.
--
Karena setiap pertemuan pasti
ada perpisahan.Mungkin kata itu tepat untuk menggambarkan dua insan yang sedak
meraup manisnya cinta.Rio dan Ify sedang berada ditaman masa kecilnya.Taman
yang membuat mereka bertemu 13tahun yang lalu.Mereka duduk diayunan taman
tersebut.
“Jadi?”Ify bertanya tanpa menatap
Rio,kekasihnya.
Rio menghembuskan nafas
berat,ia tak tau harus menjelaskan seperti apalagi pada Ify.Sudah berkali-kali
Rio menjelaskan tanpa menyimpulkan apa yang ia inginkan dan sebaliknya Rio
menunggu Ify yang menyimpulkan.
“Aku gak mau mengecewakan kamu,Fy”Ucap Rio
menoleh kearah Ify.
Ify masih memilih untuk
menundukkan kepalanya.Sejujurnya setiap Rio mengajaknya berbicara tentang hal
ini,saat itu dada Ify terasa sesak.Perutnya terasa melilit seperti ada yang
menggelitik didalamnya.
“Kamu enggak mengecewakan aku,Yo”
“Tapi..”
“Apa?”Ify tampak santai menanggapi ucapan
Rio,mencoba mengesampingkan rasa takutnya.
Rio membasahi bibirnya yang
kering, “Jujur aku gak mau ninggalin kamu,Fy.Tapi bagi aku beasiswa itu juga
penting.”Rio mengulangi ucapannya seperti yang sudah-sudah.
Semenjak Rio mendapatkan
beasiswa keluar negeri,hubungan mereka berdua menjadi sedikit kacau.Berulang
kali Rio mengajak Ify pergi untuk makan siang atau makan malam dan berharap dapat membuat Ify mengerti
tentang keinginannya dibidang pendidikan.
“Tapi?”Ify masih enggan menatap sosok Rio.
Rio memejamkan matanya
sebentar lalu menuruskan ucapannya, “Aku pengen..”
“Pengen kita putus?”Ify menoleh kearah Rio.Rio
membalalakkan matanya tak percaya bahwa Ify dapat mengatakan hal seperti
itu.Sejujurnya bukan itu yang ingin diucapkan Rio.
Rio menggeleng cepat, “Enggak.Aku
pengen..pengen kamu ikut aku keluar negeri.Kita kuliah disana bareng”
Ucapan Rio membuat Ify tertawa
pelan tapi dingin, “Enggak mungkin lah,Yo.Kita beda jurusan sekalipun aku
pindah belom tentu kampus kamu disana bakal terima aku.Dan kalaupun aku
pindah,aku pindah dan menjadi mahasiswi disan sedangkan kamu?Kamu itu sejenis
dikontrak dan berapa tahun kemudian kamu bakal balik lagi ke Indonesia”Ucap
Ify.
“Ya aku bakal lanjutin kuliah disitu juga
setelah beasiswaku habis dan kita bakal kuliah disana sampek nantinya kita
lulus sarjana”Rio menyahut.
“Fy,aku gak bisa milih antara kamu sama
beasiswa itu”Lanjut Rio lirih.
Ify tersenyum miring, “Kenapa
kamu gak putusin hubungan kita aja?Putusin aku biar kamu bisa pergi ngejar
cita-citamu”Ucap Ify.Jujur Ify tak tau darimana dia punya nyali buat
mengucapkan hal itu.
“Gak!Gak akan!”Tegas Rio.Ia tak percaya Ify
bisa memintanya untuk memutuskan hubungan mereka, “Kalok kamu mau aku gak bakal
ambil beasiswa itu.Aku bakal kuliah disini bareng sama kamu,Via dan Alvin.”Lanjut
Rio
Ify terdiam.
“Aku gak mau hubungan kita berhenti Cuma karena
setelah itu kita bakal ngalamin hubungan jarak jauh,Fy.Kita udah tiga
tahun,Fy.Aku mohon jangan bikin ini berakhir sia-sia”Suara Rio melemah.
Ify tersenyum getir, “Sia-sia?Yo,ini
pendidikan kamu.Aku gak mau kamu nganggep sepele pendidikan.”Ucap Ify
“Putus bukan akhir dari segalanya,Yo.Kalau
memang kita jodoh kita bakal dipertemukan lagi..”
Rio menggeleng, “Enggak,Fy.Enggak..aku
gak mau kita putus.Kamu kenapa sih?Kamu udah nemuin cowok lain?”Rio berjongkok
didepan Ify sambil memegang tangan Ify.
Ify tercengang mendengar
ucapan Rio,bagaimana bisa ia menemukan pria lain sedangkan pria didepannya yang
sudah tiga tahun bersamanya selalu ada dan membuat ia nyaman dan aman.
“Jawab,Fy.”Rio mendesak.
Ify balik menggenggam tangan
Rio, “Enggak.Aku Cuma gak mau kamu sia-sia-in kesempatan ini.Sia-sia-in
beasiswa kamu yang udah kamu pengenin.Aku gak mau jadi dinding anatara kamu
sama pendidikan kamu,Yo.Tolong ngerti”Ucap Ify memandang Rio.Sinar matanya
menembus ke dalam mata Rio,ada rasa tak rela sejujurnya di mata Ify apabila Rio
memang akan pergi.
“Jadi kamu mau kita putus?”Suara Rio
meninggi.
Ify kaget,pria ini tampak
marah.Terlihat dari tatapan tajamnya.Rio berdiri menatap Ify dalam.Ia tahu ini
bukan yang ia inginkan dan mungkin ini
juga tak diinginkan Ify,
“Oke..Kita putus!”Ucap Rio tegas.
Ify terdiam.Rasa sesak
menyelimuti dirinya,matanya panas terasa ingin mengeluarkan air mata,dia ingin
menampar Rio.Tapi disisi lain ia sadar bahwa ini keinginannya.Ia ingin
putus,ingin agar Rio mau mengambil beasiswa itu tanpa memberatkan rasanya pada
Ify.
“Itukan yang kamu mau?Kenapa diem?”Rio
bertanya dengan nada tinggi.
Ify berdiri, “Iya,ini yang aku
mau.Dan mulai sekarang aku harap kamu gak usah hubungin aku lagi”Ucap Ify lalu
pergi dari hadapan Rio.
“Aku gak akan cari kamu,Fy.Aku bakal pergi
dari sini!”Teriak Rio.
Tak satupun dari mereka yang
jujur.Mereka berdua telah bohong dengan perasaan mereka masing-masing.Ify
melewati gerbang taman tersebut,ia ingin membalikkan tubuh dan berlari kearah
Rio dan meminta maaf atas permintaan bodohnya tapi ia tak bisa.Ia tak mau Rio
berada di Indonesia,meneruskan kuliah tanpa mengambil beasiswa tersbut.Ify
sadar ia tidak oleh egois,walaupun sejujurnya permintaannya ke Rio itu egois.
Rio juga,ia ingin mengejar Ify,mengejar kekasihnya yang telah ia putuskan
beberapa detik yang lalu.Mungkin menuruti permintaan Ify ada kesalahan terbesar
buat dia,tapi Rio juga bingung pendidikan juga penting bagi dia.
*Flashback end*
“Rio?”
Membuat pria itu tersadar dari
lamunannya,Didapatinya seorang gadis
mengenakan dress putih dan bando senada dengan dress yang ia kenakan sedang
berdiri didepannya.Iya pria itu adalah Rio.Pria yang sedari tadi duduk
sendirian ditaman itu.
“kam..kamu?..”Rio tak dapat mengucapkan
kata-katanya.Lidahnya terasa kelu melihat sosok berparas cantik di depannya itu.
“Tuhan
apa Engkau menjawab doa hamba?”Rio bertanya didalam hati.
Gadis itu terlihat bingu,ia
sendiri takut jika orang dihadapannya bukan orang yang ia maksud, “Iya aku
Rio.kamu Ify?”Rio bertanya pada gadis itu.Mana mungkin ia bisa lupa dengan
wajah Ify,gadis yang ia putuskan dua tahun lalu.
Gadis itu menganggukan
kepalanya, “Kamu udah pulang?”Gadis itu duduk diayunan sebelah Rio dan bertanya
sedikit canggung.
“Udah..”Sahut Rio sekenanya.Ia masih belum
yakin bahwa gadis disampingya intu adalah Ify.
“Kamu kok bisa kesini,Fy?”Tanya Rio.Ia tak
tahu harus bertanya atau berkata apa,yang ia ingin adalah melepas rindu dengan
Ify.Rindu yang ia tahan sejak seminggu sebelum keberangkatannya keluar negeri.
Ify tersenyum miring, “Aku
selalu kesini setiap tanggal ini”Ucap Ify.Matanya nanar raut mukanya terlihat
sedih.
“Emang kenapa?”Rio bertanya pada Ify.Aneh
saja kenapa Ify selalu kesini setiap tanggal-Rio melihat ke jam tangannya dan
menunjukkan angka 24-pikirannya jatuh ke suatu kejadian di tanggal ini dua
tahun yang lalu.
“Fy..?”Rio memanggil Ify pelan.
Ify masih terdiam.Sepertinya
Ify tahu kalau Rio sudah menyadari kedatangannya setiap tanggal 24 untuk apa.
“Maafin aku”Ucap Rio.
“Emang gak seharusnya aku nurutin permintaan
kamu.Tapi aku juga gak mau jadi sosok egois dimatamu karena maksa kamu buat
jalanin hubungan jarak jauh atau ikut aku ke sana.”Rio menundukkan kepalanya.
Ify memilih diam,ia tak tau
harus berkata apa disaat seperti ini.Rasa kecewa menyelimuti Ify lagi namun di
satu sisi ia bahagia karena Rio sudah kembali.Kembali ke
Indonesia,maksudnya.Ify tak mau berharap lebih pada Rio dan takkan bisa
berharap lebih.
“Udahlah,Yo.Gak ada yang perlu disalahin,Aku
juga minta maaf karena begitu mudahnya minta kita..”Ify tak meneruskan
kata-katanya.Terlalu hambar untuk mengatakan kata ‘putus’.
“Tapi..tapi aku kesini buat memperbaiki hubungan kita,Fy”
“Maksud kamu?”
“Aku pengen kita kayak dulu lagi,Fy.Mungkin
dipertemukannya kita disini tepat ditanggal dua puluh empat karena kita jodoh”Rio
menjelaskan keinginannya.
Ify tertawa getir,sejujurnya
ia tak ingin mendengar kata itu keluar dari mulut Rio.sangat-sangat tidak
ingin, “Gak bisa,Yo”Ify menolak secara halus.
“Kenapa?”Rio menoleh kearah Ify seidikit
kecewa.
Ify tak bisa menjawab
pertanyaan Rio.Ia bingung harus menjawab apa dan bagaimana cara menjelaskannya.
“Kamu itu mimpi aku,Fy.Mimpi aku setelah aku
lulus ngejar beasiswa ku.Bahkan aku juga rela kalok harus nolak beasiswa itu
demi kamu.Tapi kamu..”
Ify menengok kearah Rio,jujur
pria didepannya ini memang tidak berubah secara fisik.Dia semakin tampan dan
kini menjadi sosok yang mapan.Terlihat dari pakaian yang ia kenakan serta kartu
nama di kemeja yang ia kenakan.
“kamu minta akita putus”Rio melanjutkan
ucapannya.
“Mimpi?”
“Iya.kamu mimpi aku,Fy.Sesuatu yang harus aku
capai”Tegas Rio
Ify menatap Rio,ada
pengharapan dari mata Rio,tapi Ify tak bisa.Sekali lagi,ia tak bisa menerima
sosok Rio di hidupnya lagi.Bukan karena sakit atau dendam.
“Yo,aku dan kamu dulu punya mimpi bersama.Tapi
kamu terbangun setelah mendapat beasiswa itu.dan akhirnya akupun ikut
terbangun,Yo.Aku bangun dari mimpi kita dan mimpiku sendiri,menunggumu selama
dua tahun itu lama.Bahkan aku gak tau bagaimana kabarmu di sana.Bisa atau
enggak aku berharap kamu kembali ke Indonesia dan kembali bermimpi sama aku
lagi”
Rio terdiam mendengar jawaban
Ify.
“Kapan saja kita bisa terbangun dari
mimpi.Tapi belum tentu kita bisa bermimpi yang sama lagi dikemudian hari.Dan
benar,Yo..Aku telah bermimpi dengan orang lain.”Ucap Ify mengakhiri kalimatnya,
“Jadi?kamu udah punya..”
“Ify!”Teriak seseorang dari gerbang taman
itu,seorang pria dengan kaos berwarna hitam mendatangi Rio dan Ify.Ify berdiri
dari duduknya,
“Nih,es krim kamu”Ucap pria itu menyodorkan
es krim pada Ify.
“Eh?”Pria itu sedikit bingung melihat
seseorang dibelakang Ify yang sedang
duduk.
Ify menarik nafasnya,gusar.Ia
bingung harus menjelaskan bagaimana kepada orang yang memberinya es krim siapa
pria yang sedari tadi mengobrol dengannya.
“ngg..”Ify bergeming.
“Ini Rio,Mario..”Ucap Ify pelan.
Pria itu mengangkat alisnya
sedikit mengingat-ngingat nama itu.Seperti tau Ify pernah menceritakan pria
ini.
“Oh..iya..iya.Hei,Gue Gabriel,tunangannya
Ify.”Ucap bernama gabriel itu sambil mengulurkan tangannya.
Rio menatap pria bernama
Gabriel itu lalu berdiri dan menjabat tanganya, “Iya.Gue Rio-” ‘dan gue bukan
sapa-sapanya Ify’lanjut Rio dalam hati.
‘Jadi ini?Ini yang buat Ify nolak kehadiran
gue?’Rio bertanya-tanya pada dirinya sendiri didalam hati.
“Oh ya,Fy.Tadi mamaku telfon,kita disuruh
balik buat bantu dia nyiapin acaranya.”Ucap Gabriel teringat janjinya dengan
Mamanya.
Ify mengangguk, “Oh..ya”Sahut
Ify
“Yo,aku balik dulu ya.Ada acara,semoga kita
ketemu lain waktu”Pamit Ify.
“Kita duluan ya..”Gabriel ikut pamit.Lalu Ify
dan Gabriel meninggalkan Rio ditaman.
Rio terduduklagi di
ayunan,pikirannya kacau.Mungkin sebentar lagi dia akan menjadi orang gila
karena cintanya yang bertepuk sebelah tangan.
Gabriel dan Ify sudah didalam
mobil.Ify terdiam selama perjalanan,Fisiknya memang sudah ada didalam mobil
tapi pikirannya masih ada ditaman itu.Bila dia bisa,dia ingin memeluk Rio
melepaskan rindu yang dua tahun dia tahan.Meminta Rio untukmejadikan ia
pacarnya kembali.Ify takkan malu untuk melakukan itu.Namun semua tak
mungkin,orang disebelahnya yang sedang menyetir adalah tunangannya.
“Fy..”Gabriel memanggilnya pelan.Ify menoleh
menunggu Gabriel mengucapkan sesuatu.
“Kamu udah ketemu Rio.Kamu gak ada niat buat
balik sama dia lagi?”Tanya Gabriel tanpa melihat Ify.
Ify terdiam.
“Kita masih bisa kok batalin ini semua..”
“Enggak Yel,Rio udah jadi masa laluku”Sahut
Ify.Ia tau orang disampingnya ini mencintainya seperti Rio mencintainya dulu.
“Tapi aku gak mau liat kamu gak bahagia kalau
hidup sama aku.”
“Maaf”Ify menundukkan kepalanya.Gabriel benar
sampai sekarang ia belum bisa mencintai Iyel karna ia masih mengharapkan Rio.
“Aku tau kamu bahagia sama Rio,Fy.”
“Yel,aku mohon jangan sebut nama Rio
ya.Setiap kamu sebut nama itu,saat itu juga aku ngrasa gak enak sama kamu.Aku
janji aku bakal berusaha buat bisa cinta kamu.Aku janji Yel..”Ucap Ify
meyakinkan Gabriel.Gabriel tampak tersenyum mendengarkan ucapan Ify.
“Aku sayang sama kamu,Fy”Ucap Iyel.Tapi Ify
tak menjawab ucapannya itu.Sudah biasa.
Rio masih duduk merutuki
kejadian demi kejadian yang baru saja berlangsung,pertemuannya dengan Ify
setelah dua tahun ia meninggalkan Indonesia.Ify,orang yang selama ini menjadi
mimpinya menjadi cita-citanya sudah bermimpi dengan orang lain,yang ntah dari
mana asal-usulnya.
Rio membenamkan wajahnya pada
kedua tangannya,lalu menopangkan dagunya.Apa ia terlalu bodoh melepas Ify dua
tahun yang lalu?Mana mungkin kalau saat itu Ify benar-benar memintanya untuk
mengakhiri hubungan,jika sampai saat ini saja Ify masih mendatangi taman ini
tepat ditangal mereka putus.
“Maafin aku,Fy.Maafin aku..”Ucap Rio.
Hari semakin larut,senja pun
sudah berganti menjadi gelap.Rio memutuskan untuk kembali pulang kerumahnya.Ia
sadar percuma untuknya berada ditaman itu,Bayangan Ify akan semakin muncul dan
membuatnya semakin bersalah.
Begitulah cinta,tidak
selamanya berakhir dengan kebahagiaan.Namun tidak semuanya berakhir miris.Tapi
pada akhirnya kebahagiaan karna cinta juga akan berakhir apabila Sang Waktu
sudah berkehendak.-End-