Halo ini part kedua dari It’s
about life.selamat membaca :)
*Sivia POV*
Aku berjalan dengan cepat
meninggalkan ruang UKS tadi,angin berhembus menerpa rambutku.aku harap angin
juga menerpa rasa maluku terhadap adik kelas dan temen Patton tadi.Ah,menyebalkan
sekali.Aku tidak begitu malu sama adik kelasku tapi aku malu bahkan sangat malu
terhadap teman Patton tadi,aku gak habis pikir kenapa aku gak bisa mikir kalok
dia satu angkatan sama aku.tapi..
“VIA!” teriak seseorang sambil berlari menghampiriku
Aku berhenti lalu menoleh
kebelakang.ASTAGA!bodoh banget!kan tadi aku sama Ify,kenapa jadi aku ninggalin
anak itu.
Ify berhenti di hadapan ku, “Ah,gilak
lo,Vi.Gue kan jadi ikut malu,mana lo main tinggal-tinggal aja”Ify mengatur
nafasnya.
“Bete banget gue sumpah,Fy.”
“Ya tapi gak main tinggal gitu kalik,habisnya lo sih ngerjainnya
kebangetan.”Ify menyalahkan aku.Ah,emang ini salahku sih.
“Tapi lo pernah liat cowok itu tadi gak sih,Vi?” Tanya Ify saat kami
sampai ditepi lapangan lagi. Aku hanya menggeleng,
“Gak tau,mungkin anak baru kalik.Lagipula maklum ajasih kita gak
tau,orang kitanya belom masuk kelas gara-gara ngurusin MOS”Ucapku
*Patton POV*
Gue berjalan disamping adik dari
teman gue tadi,melihat name tag ‘Panda Bulet’ gue jadi geli sendiri.Mengingat
setaun yang lalu gue juga ngalamin hal yang sama dan memakai name tag seperti
itu dengan nama ‘Sate Madura’.Menggelikan.
“Kamu kenapa kak?Ketawa-tawa sendiri kek kesurupan”Tanya nya.Gue menoleh
dan memperlihatkan barisan gigi-gigi rapi gue yang super kinclong.
“Hi..malah nyengar-nyengir.jangan-jangan sekolah ini angker”
Gue berhenti sejenak dan sedikit menunduk
dan mengarahkan bibir ke telinganya seraya berbisik, “Iya..sekolah ini angker
dan...” gue menggantukan kata-kata dan berusaha menahan tawa “Lo hantunya” Ucap
gue seraya tertawa melihat ekspresinya yang terlihat ketakutan.
“Rese ah kak Patton,gak lucu” Ucapnya dan meninggalkan gue yang masih
asik tertawa.
Gue berjalan cepat untuk
menyamakan langkah kami, “Iya maaf-maaf.Tapi harusnya tadi kamu liat ekspresi
kamu,Ke” Gue meminta maaf sambil masih ketawa-ketawa sendiri.
“Kak Patton kan tau Keke paling takut sama hal yang mistis-mistis gitu.Tadi juga kalok gak ketemu
Kak Rio,gak tau deh bakal gimana di tempat tadi”Keke terus nyalahin Gue
Iya,namanya Keke dia baru aja
masuk SMA bareng sohib gue namanya Rio yang seangkatan sama gue.Keke emang agak
parno sama hal-hal mistis,soalnya dulu waktu kecil sampai kira-kira kelas satu
SMP dia emang bisa lihat makhluk-makhluk halus gitu,
“Iya,maafin lah. Kenapa juga kamu bisa sampek sana?” Tanyaku
“Yaitu tadi dikerjain sama temen-temen kakak,aku tadinya mau ke kantin
buat beli minum malah jadi disasarin ke sana.Kan aku emang gak tau kantin
dimana,kemaren kan aku belum masuk.Sapa sih mereka?Kayaknya sok berkuasa banget”Keke
ngedumel sendiri dikoridor
“Haha..itu Cuma pakek topeng kalik,Ke”
“Pakek topeng?Maksudnya?”Keke tampak bbingung mencerna kata-kataku.
“Ya gitulah,aslinya mereka baik kok.Udah sana kamu balik ke
lapangan.Ntar minumnya aku beliin terus aku taruh ke kelas kamu”
“Yaudah,maaf ya Kak jadi ngerepotin.makasih”Ucap Keke lalu berlari
kelapangan dan berkumpul dengan teman-teman kelasnya.
Aku menerawang ke arah
lapangan,mencari-cari sosok pembuat kegaduhan di UKS tadi.Itu mereka.Aku
berjalan menuju ke arah mereka yang kelihatannya masih membicarakan masalah di
UKS tadi,
“Hey,mbak-mbak ngrumpiin apa?asik bener”Sapaku lalu duduk disamping Ify.
*Ify POV*
Patton terlihat berjalan kearah aku dan sivia,kami berdua masih
sama-sama mempermasalhkan kejadian di UKS tadi,
“Hey,mbak-mbak ngrumpiin apa?asik bener”Sapa Patton lalu duduk disampingku.
Sivia melirik sinis ke arah
Patton.Patton emang kayak dewa penyelamat waktu di UKS tadi tapi bagi Sivia
kebalikanya,Patton justru menjadi devil.
“Fy,pindah yuk.Kayak ada orang ngomong”Via mengajakku pergi dari
situ,namun tangganya ditarik sama Patton
“Apaan sih lo,Vi.Lo marah sama gue gara-gara tadi?”Via gak ngejawab dan
menghempaskan tangan Patton.
“Ciee,ngerasa bersalah sih ngerasa bersalah.Tapi gak narik tangan Via
juga kalik.Gue aduin ke Kak Alvin tau rasa lo ntar.”Godaku sambil cekikikan.
“Apaan sih lo,Fy”Via menatapku dengan tatapan menerkam.
“Iye,Sori.tapi kan gue niatnya mbela yang bener,dari pada ntar si Keke
lapor ke guru kalok lo ngerjain dia,malah lo yang kena masalahkan?”Patton
membela dirinya
“Iya kalik,Vi.udah sini duduk lagi”Aku mengajak Via duduk lagi.Patton
juga ikut duduk.
Sivia masih memasang muka jutek
dan memilih diam seribu bahasa.Aku menoleh pada Patton yang kayaknya keliatan
bersalah sama Via.
“Mm..emang Keke itu beneran tetangga kamu,Ton?”Tanyaku membuka
pembicaraan.
Patton hanya mengangguk, “Iya dia
tetangga gue,Fy.dia sempet pindah ke aussie soalnya bokap mereka ada bisnis
atau apa gitulah gue gak tau.Nah,sekarang mereka balik lagi ke Indo tapi Cuma sama
nyokapnya sih,soalnya bokapnya juga nglanjutin sekolah disana”Jelas Patton,Aku
hanya mengangguk.
“Oya,tapi tadi beneran kok Vi..”
“Gue gak tanya apa-apa ke lo,jadi gak usah ngomong ke gue”Potong Via
cepat dan membuat Patton tutup mulut.
“Lanjutin,aku pengen tau”Ucapku tanpa menghiraukann Sivia.
“Mereka emang kakak-adek kok,Fy.Gue berani jamin deh.Kalok cowok yang
tadi namanya Mario,dia seangkatan sama kita.Dia juga baru masuk hari ini,jadi
wajar aja kalok kamu sama itu..”Ucap Patton sambil melirik ke arah sivia, “Belom
pernah liat Rio dan ngira Rio adek kelas.”Lanjut Patton.
‘Oh,jadi namanya Mario.’ Batinku
PRIITT...!!
Suara peluit terdengar dari tengah lapangan,suara kaki berlarian menuju
asal suara.Anak-anak kelas Sepuluh mulai berbaris rapi,
“Aku kesana dulu ya” Pamit Patton lalu berlari ketengah lapangan dan
menyejajarkan diri diantara barisan anak-anak osis lainnya.
Aku menoleh kepada Sivia,Sivia
asik melihat pacarnya yaitu Kak Alvin yang sedang memberi pengarahan.Ya,Kak
Alvin alias pacar Sivia adalah ketua osis yang sebentar lagi posisinya bakal
digusur sama anak kelas sebelas yang mau jadi ketua Osis.
“Kenapa sih,Vi lo gak ikut osis dan malah lebih pengen ikut
baris-berbaris?”Tanyaku.
Via menoleh kearahku sambil
mengehempaskan poninya kebelakang, “gue lebih suka outdoor dari pada indoor,Fy.Gue
bukan orang yang betah duduk berjam-jam dan memperdebatkan satu masalah yang biasanya
sama tiap tahun”Jawab Via
“Tapi kenapa lo milih Kak Alvin yang bisa dibilang anak indoor?”Tanyaku
lagi
“Jodoh kalik. Ah,kepo lu Fy.makanya punya pacar.Hati kok di diemin
melulu,ntar lumutan baru tau rasa lo”Ejek Via
Aku memilih diam kali ini.Bener juga ya kata Via,kapan aku bakal punya
pacar kalok buka hati aja gak pernah.Kalok ngomong sama cowok aja masih yang
harus mikir dua kali,gak bisa langsung nyerocos kayak Via.ngomong juga gak
pakek gue-lo kayak ngomong ketemen-temen cewek.Tapi kadang aku mikir kenapa aku
bisa kepilih jadi sie.kedisiplinan ya?
*Author POV*
Anak laki-laki itu memasuki ruang kelasnya yang masih terasa asing
tu.Ini indonesia.Ya dia sudah mulai bersekolah di Indonesia lagi setelah kurang
lebih 4tahun dia belajar dinegeri orang.Ia lalu duduk dimejanya,meja kedua dari
belakang dekat dinding.Dia menyenderkan kepalanya ke dinding dan mengeluarkan
ponsel dari saku seragam sekolahnya.
“Oy,mas bro.sendiri aja nih?kenapa gak keluar?” Tanya seorang anak
laki-laki teman sebangku Rio yang baru ia kenal tadi pagi,
“Iya,Bro banyak adik kelas.Lo gak minat ndapetin salah satu dari mereka?”
Sambung satu orang anak laki-laki lagi.
Rio mengangkat kepalanya lalu
menggeleng dan fokus kembali pada game di ponselnya.
“Ayolah,yo gak ada ruginya Cuma sekedar liat adek kelas.sapa tau lo ada
yang naksir”Ucap teman sebangku Rio.
Rio memincingkan alisnya, “Div..”
“Dev,nama gue Deva bukan Diva.”Ralat teman sebangku Rio
“Oke,Dev dan...”Rio tampak mengingat-ngingat nama orang yang bersama
Deva
“Ray,Raynald”
Rio sedikit mengangguk, “
Dev,Ray..gue sama sekali bukan tipe cowok yang terlalu mikirin pacaran.”Tolak
Rio
Deva dan Ray saling bertatapan “Alah
basi lo,Yo.”Ucap Deva lalu menarik tangan Rio dan mengajak Rio keluar.Alhasil
Rio keluar kelas juga.
Suasana koridor berbeda sekali
saat Rio masuk kelas dengan sekarang.Sekarang lebih ramai. Anak-anak keluar
kelas dan melihat kebawah,lapangan. Melihat anak-anak kelas sepuluh berbaris
dengan name tag dengan nama makanan atau hewan yang aneh-aneh ditambah tiga
pita yang menghiasi rambut siswi putri dan topi bola yang ada di kenakan para
siswa,belum lagi tali sepatu yang di ganti dengan rafia.
“Eh,Dev liat deh yang itu.Cantik ya”Ray menunjuk satu orang cewek yang berada dibarisan depan.
“Lumayan sih,Ray.Tapi bukan tipe gue,kayaknya terlalu feminim..”Mata
Deva masih menjelajahi satu persatu siswi putri dengan memasang senyum khas-nya
agar setidaknya ada yang melihat lalu ngefans sama dia.
“Nah,yang itu Ray!” Deva menunjuk satu orang siswi yang berada dibarisan
paling belakang.
“Mana?Name tag-nya apa?” Ray spontan menatap ke arah yang ditunju Deva
“Apaan ya itu..Panda..Panda Bulet!”
Rio sontak menoleh kearah yang
ditunjukkan Deva dan memang benar dugannya,siswi yang ditunjuk Deva adalah
Keke,adiknya.
“Manis sih,Dev.Chubby gitu.”Komentar Ray.
“Yakin lo mau deketin dia,Dev?”Tanya Rio
Deva mengangguk mantap, “Iye,kenapa?Lo
juga mau nge-cim dia Yo?”Tanya Deva waspada.
Rio menggeleng, “Nggak
sih,denger-denger kakaknya galak” ucap Rio asal
Deva meremehkan ucapan Rio, “Sok
tau lo,lo kan anak baru,dia juga siswa baru mana tau sapa kakaknya dia”Deva
melengos,tapi sedetik kemudian dia menatap Rio dengan tatapan aneh, “Yo..jangan
bilang kalok lo..”
“Iye,gue kakaknya dia.Dia adek gue”Ucap Rio sambil melipat kedua
tanganyya kedada.
Deva langsung nyengir, “Maafkan
aku wahai calon kakak ipar” Ucap Deva asal dan alhasil dapet toyoran dari Rio.
“Udah,udah lo pilih yang mana Yo?”Tanya Ray melerai Deva dan Rio
Rio memasang muka sok cool dan
membalikkan badan tidak menatap lapangan, “Gue gak tertarik” Rio melangkah
pergi dari tempat itu,tapi Deva menariknya.
“Buat fun-fun aja,Yo.pilih satu”Saat ditarik Deva,saaat itu juga
pandangan Rio jatuh ke satu siswi.
“Itu bukannya..”
Ray dan Deva melihat kearah yang
ditunjukkan Rio dan melihat siapa yang ditunjuk Rio.
kira-kira siapa ya yang ditunjuk
Rio?
Sampai sini dulu part 2
nya.sampai ketemu di part-part selanjutnya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar